Monday, July 29, 2013

Apa Pendapat Mereka Ttg Syi'ah?

https://www.facebook.com/notes/acad-syahrial/apa-pendapat-mereka-tentang-syiah/10151584110019952




بسم الله


Ada sebagian dari saudara kita kaum Muslimin yang mengaku Ahlussunnah namun mengatakan bahwa pemahaman orang-orang yang membenci Syi'ah adalah pemahaman dari orang-orang yang baru belajar al-Qur'an dan as-Sunnah sehingga memahaminya hanya dari kulit-kulitnya saja.

Benarkah begitu?

Marilah kita simak perkataan dari beberapa orang di berikut ini:

'Ali ibn Abu Thalib رَضِيَ اللهُ عَنْهُ - "Khalifah 'Ali" (23SH-40H, Shahabat sekaligus menantu dari Rasuulullaah صَلِّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمْ, salah seorang yang dijamin Surga, salah seorang dari 4 Khulafa' ar-Rasyidin):
 - Beliau pernah berniat untuk menghukum bakar orang-orang yang mempertuhankannya, diriwayatkan dari 'Abdullaah ibn 'Abbaas رَضِيَ اللهُ عَنْهَا bahwa beliau ('Ali) telah mengkafirkan mereka dan berkata:

لو كنت أنا لم أحرقهم لأن النبي صلى الله عليه و سلم قال ( لا تعذبوا بعذاب الله ) . ولقتلتهم كما قال النبي صلى الله عليه و سلم ( من بدل دينة فاقتلوه )

(arti) "Seandainya saya (yang memberantas Syi'ah), saya tidak akan membakar mereka karena Nabi صَلِّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمْ bersabda: 'Janganlah kalian menyiksa dengan siksa الله (api)', saya akan membunuh mereka sebagaimana Nabi صَلِّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمْ bersabda: 'Barang siapa yang mengganti agamanya (murtad), maka bunuhlah dia!'." [HR Bukhari, no 3017].


Amir ibn Surahil asy-Sya'bi رحمه الله - "Imam asy-Sya'bi" (70-150H, salah seorang ulama dari kalangan Tabi'in yang berguru kepada 500 orang Shahabat):
- "Aku tidak pernah melihat kaum yang lebih dungu dari Syi'ah!" [as-Sunnah, 'Abdullah ibn Ahmad ibn Hanbal II/549].


Sufyan ibn Sa'id ibn Masruq ats-Tsauri رحمه الله - "Imam Sufyan ats-Tsauri" (77-126H, seorang ulama ahli hadits dan fuqaha dari kalangan Tabi'in):
- Ketika ditanya tentang seseorang yang mencela Abu Bakar dan 'Umar, beliau berkata: "Ia telah kafir kepada الله!". Kemudian beliau ditanya apakah dishalatinya (bila meninggal Dunia)?, maka beliau berkata: "Tidak! Tidak ada kehormatan (baginya)!" [Siyar A'lamin an-Nubala, VII/253].


Malik ibn Anas رحمه الله - "Imam Malik" (93-179H, guru imam asy-Syafi'i, Imam Darul-Hijrah, salah seorang dari 4 imam madzhab fiqih utama Ahlussunnah):
- "Siapa saja yang kalian saksikan mencaci-maki Shahabat Nabi yang mulia, maka saksikanlah bahwa mereka itu tidak termasuk golongan Islam!" [Kitabus-Sunnah, al-Khalal II/557].


Muhammad ibn Idris asy-Syafi'i رحمه الله - "Imam asy-Syafi'i" (150-204H, salah seorang dari 4 imam madzhab fiqih utama Ahlussunnah):
- Yunus ibn Abdil A'la, berkata bahwa bilamana disebut nama Syi'ah Rafidhah, maka beliau (Imam asy-Syafi'i) mencelanya dengan sangat keras dengan berkata: "Syi'ah itu kelompok terburuk!" [Manaqib Imam asy-Syafi'i, al-Baihaqi II/486].
- "Saya belum melihat seorang pun yang paling banyak bersaksi palsu dari Syi'ah Rafidhah" [Adabus-Syafi'i, hal 187; Manaqib asy-Syafi'i, al-Baihaqi I/468; Sunan al-Kubra, X/208].
- "Tak diberi sedikit pun dari harta rampasan perang, karena ﷲ Ta'ala menyampaikan ayat fa'i (harta rampasan perang), kemudian menyatakan: 'Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdo'a: Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami (QS al-Hasyr (59):10)'. Maka barang siapa yang tidak menyatakan demikian, tentunya tidak berhak (mendapatkan bagian fa'i)?" [ath-Thabaqat, II/117].


Ahmad ibn Hanbal رحمه الله - "Imam Ahmad" (164-241H, murid imam asy-Syafi'i, salah seorang dari 4 imam madzhab fiqih utama Ahlussunnah):
 - "Mereka itu adalah golongan yang menjauhkan diri dari para Shahabat Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم dan mencelanya, menghinanya serta mengkafirkannya, kecuali hanya 4 orang saja yang tidak mereka kafirkan, yaitu: 'Ali, Ammar, Miqdad & Salman. Golongan Rafidhah (Syi'ah) ini sama sekali bukan Islam!" [Kitabus-Sunnah, Ahmad ibn Hanbal hal 82].
- 'Ashim ibn Dhamrah berkata: "Aku berkata kepada Hasan ibn 'Ali bahwa sesungguhnya orang-orang Syi'ah menyangka bahwa 'Ali ibn Abi Thalib رضي الله عنه hidup kembali. Hasan menjawab: 'Orang-orang pendusta itu telah berdusta! Seandainya kami tahu hal itu (sebelumnya), niscaya kami takkan menikahi wanita-wanita mereka dan tidak akan kami bagi harta waris mereka!'" [al-Musnad, Ahmad ibn Hanbal IV/148 no 1265 - dihasankan oleh syaikh Syu'aib al-Arnauth].
- Abu Bakar al-Marwazi bertanya pada Imam Ahmad tentang orang yang mencela Abu Bakar, 'Umar & 'Aisyah. Maka beliau menjawab: "Saya berpendapat bahwa dia bukan orang Islam!" [Kitabus-Sunnah, al-Khalal II/557].
- Abdul Malik ibn Abdul Hamid menceritakan bahwa ia mendengar Imam Ahmad berkata: "Barang siapa yang mencela Shahabat Nabi, maka kami khawatir dia telah keluar dari Islam tanpa disadari." [Kitabus-Sunnah, al-Khalal II/558].
- 'Abdullaah ibn Ahmad ibn Hanbal bertanya pada ayahnya perihal seseorang yang mencela salah seorang dari Shahabat Nabi صلى الله عليه وسلم, maka ayahnnya menjawab: "Saya berpendapat ia bukan orang Islam!" [Kitabus-Sunnah, al-Khalal II/558].


Muhammad ibn Ismail al-Bukhari رحمه الله - "Imam al-Bukhari" (194-256H, penulis kitab hadits al-Jami' ash-Shahiih):
- "Bagiku sama saja, aku shalat di belakang imam beraliran Jahmiyah atau Rafidhah (Syi'ah), atau aku shalat di belakang imam Yahudi atau Nasrani. Bagiku mereka ini beda tipis, dan seorang Muslim tidak boleh memberi salam pada mereka, dan tidak boleh mengunjungi mereka ketika sakit, juga tidak boleh kawin dengan mereka dan tidak menjadikan mereka sebagai saksi, begitu pula tidak makan hewan yang disembelih oleh mereka!" [Khalqu 'Af'alil-'Ibad, al-Bukhari hal 125].


Ubaidullaah ibn 'Abdil-Karim ar-Razi رحمه الله - "Imam Abu Zur'ah ar-Razi" (194-264H):
- "Jika engkau melihat orang yang mencela salah satu dari Shahabat Rasuulullaah, maka ketahuilah bahwa ia seorang zindiq. Yang demikian itu karena Rasuul bagi kita adalah al-haq dan al-Qur'an al-haq, dan sesungguhnya yang menyampaikan al-Qur'an dan as-Sunnah adalah para Shahabat Rasuulullaah. Sungguh mereka mencela para saksi kita (para Shahabat) dengan tujuan untuk meniadakan al-Qur'an dan as-Sunnah. Mereka (Syi'ah Rafidhah) lebih pantas untuk dicela dan mereka adalah zanadiqah (orang-orang zindiq)!" [al-Kifayah, al-Khathib al-Baghdadi hal 49].
- "Dan sesungguhnya orang-orang Jahmiyah adalah kafir, orang-orang Rafidhah telah meninggalkan Agama Islam, dan orang-orang Khawarij keluar (dari Islam)" [Syarah Usul I'tiqaad Ahlussunnah, Al-Laalakaaiy hal 285].


Hasan ibn 'Ali ibn Khalaf al-Barbahari رحمه الله - "Imam al-Barbahari" (??-329H, ahli ilmu ushul dan fuqaha madzhab Hanbali, penulis kitab Syarhus Sunnah):
- "Ketahuilah hawa nafsu itu seluruhnya adalah hina, mengantar kepada pedang (pemberontakan) dan yang paling hina dan paling kafir adalah Rafidhah." [Syarhus-Sunnah, hal 119 no 146].


'Ali ibn Ahmad ibn Hazm رحمه الله - "Imam Ibnu Hazm" (384-456H, fuqaha, ushuli & hafidzh dari Andalusia, imam fiqih Madzhab Zahiriyah):
- "Salah satu pendapat golongan Syi'ah Imamiyah, baik yang dulu maupun sekarang ialah bahwa al-Qur'an sesungguhnya sudah diubah.. Orang yang berpendapat bahwa al-Qur'an yang ada ini telah diubah adalah benar-benar telah kafir dan mendustakan Rasuulullaah صلى الله عليه وسلم!" [al-Fashlu fil-Milal wa al-Ahwa' wa an-Nihal, V/40].
- "Sesungguhnya Rafidhah bukanlah dari kalangan kaum Muslimin. Kelompok ini mula-mula muncul 25 tahun setelah Nabi صَلِّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمْ wafat, dan asalnya bermula dari mengikuti dakwah seorang yang الله hinakan yang hendak memerangi Islam ('Abdullaah ibn Saba'). Kelompok ini berjalan (berdasarkan) jalannya orang-orang Yahudi dan Nasharah dalam dusta dan kufur, dan kelompok tersebut adalah yang paling ghuluw (ekstrim)." [al-Fashlu fil-Milal wa al-Ahwa' wa an-Nihal, II/213].


Muhammad ibn Muhammad al-Ghazali رحمه الله - "Imam al-Ghazali" (450-505H, penulis kitab Ihya' Ulumuddin):
- "Seseorang yang dengan terus-terang mengkafirkan Abu Bakar & 'Umar رضي الله عنهما, maka berarti ia telah menentang dan membinasakan ijma' kaum Muslimin. Padahal tentang diri mereka (para Shahabat) ini, terdapat ayat-ayat yang menjanjikan Surga kepada mereka dan pujian bagi mereka serta pengukuhan atas kebenaran kehidupan Agama mereka, serta keteguhan aqidah mereka serta kelebihan mereka dari manusia-manusia yang lain.. Bila mana riwayat yang begini banyak telah sampai kepadanya, namun ia tetap berkeyakinan bahwa para Shahabat itu telah kafir, maka orang semacam ini adalah kafir. Karena dia telah mendustakan Rasuulullaah صلى الله عليه وسلم, sedangkan orang yang mendustakan satu kata saja dari ucapan/perkataan Beliau, maka menurut ijma' kaum Muslimin, orang tersebut adalah kafir!" [Fadha'ihul-Bayyinat, hal 149].


Ahmad ibn Abdus Salam ibn Abdullah ibn Taimiyah رحمه الله - "Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah" (661-728H, penulis kitab Majmu' Fatawa):
- "Dan aliran Nashiriyyah  adalah dari orang-orang yang keras (ekstrim) Rafidhah, yang mempertuhankan 'Ali رَضِيَ اللهُ عَنْهُ dan mereka ini tebih kafir dari pada Yahudi dan Nasharah dengan kesepakatan kaum Muslimin." [Minhajus-Sunnah, III/262].
- "Barang siapa yang mencela para Salaf dari orang-orang Rafidhah, maka ia tidak sebanding. Dan tidak boleh dinikahkan. Dan barang siapa yang menuduh 'Aisyah رَضِيَ اللهُ عَنْهَا dengan tuduhan yang الله mensucikannya darinya, maka ia telah keluar dari agama dan tidak boleh/sah pernikahannya terhadap wanita yang Muslimah kecuali ia bertaubat dan menampakkan taubatnya." [ash-Shaarim al-Masluul].
- "Aliran-aliran yang memusuhi kaum Muslimin dari kelompok Rafidhah dan yang semisalnya, lebih buruk dari kelompok Khawarij (teroris) yang mana Nabi telah memberikan nash untuk memerangi mereka dan menganjurkannya. Dan perkara ini adalah suatu yang disepakati oleh para ulama yang mengetahui perkara yang sebenarnya." [Majmu' Fatawa, XXVIII/494].


Ismail ibn 'Umar ibn Katsir رحمه الله - "Imam Ibnu Katsir" (701-774H, hafidzh, penulis kitab Tafsir al-Qur'an al-'Azhim):
- "Sekiranya masalah (washiyat) sebagaimana yang mereka perkirakan itu ada, niscayalah tak seorang Shahabat Nabi pun yang akan mengingkari. Sebab, mereka ini adalah manusia yang paling ta'at kepada الله dan Rasuul-Nya, baik selama Beliau masih hidup maupun sesudah Beliau wafat. Karena itu, sama sekali tidak benar kalau mereka berani mengambil ketetapan mendahulukan orang yang tidak didahulukan oleh Rasuulullaah dan mengakhirkan orang yang didahulukan oleh Rasuulullaah dengan ketetapannya. Barang siapa menganggap para Shahabat yang diridhai oleh الله dengan tanggapan semacam ini, berarti menganggap semua Shahabat berlaku durhaka, dan bersepakat menentang Rasuulullaah serta melawan putusan dan ketetapan Beliau. Siapa saja yang berani berpendapat semacam ini, berarti dia telah melepaskan tali simpul Islam, kafir terhadap ijma' seluruh ummat Islam. Dan menumpahkan darah orang semacam ini lebih halal daripada membuang khamr!" [ar-Risaalah, hal 751 & 1125].


Muhammad ibn 'Ali asy-Syaukani رحمه الله - "Imam asy-Syaukani" (1173-1250H, kibar ulama Yaman, hakim agung, penulis kitab Nailul Authar):
- "Perbuatan yang mereka (Syi'ah) lakukan mencakup 4 dosa besar, dan masing-masing dari dosa besar ini merupakan kekafiran yang terang-terangan. Pertama: menentang ﷲ. Kedua: menentang Rasuulullaah. Ketiga: menentang Syari'at Islam yang suci dan upaya mereka untuk melenyapkannya. Keempat: mengkafirkan para Shahabat yang diridhai oleh ﷲ, yang di dalam al-Qur'an telah dijelaskan sifat-sifatnya, bahwa mereka orang yang paling keras kepada golongan Kuffar, ﷲ Subhanahu wa Ta'ala menjadikan golongan Kuffar sangat benci kepada mereka. ﷲ meridhai mereka dan disamping telah menjadi ketetapan hukum di dalam Syari'at Islam yang suci, bahwa barang siapa yang mengkafirkan seorang Muslim, maka dia telah kafir, sebagaimana tersebut di dalam Shahih Bukhari, Shahih Muslim dan lain-lainnya." [Natsrul-Jauhar 'alaa Haditsi Abi Dzar, hal 15-16].



Orang-orang yang disebutkan di atas bukanlah sekedar da'i dari kampung belaka, mereka juga bukanlah hanya sekedar guru mengaji dari dusun yang pengetahuan dan ilmu keagamaannya sangat terbatas. Mereka adalah ulama-ulama utama terdahulu yang mulia akhlaknya, sangat tinggi keilmuannya dan orang-orang yang sangat zuhud lagi wara'.

Apakah mereka begitu "tidak adil dan beradab" sehingga tidak bisa memakai "logika & akal sehat" seperti pada umumnya orang di masa sekarang? Apakah pendapat mereka bahwa Syi'ah Rafidhah itu adalah sesat lagi menyesatkan, bahwa Syi'ah Rafidhah itu kafir dan merupakan musuh الله Ta'ala dan Rasuul-Nya adalah tidak valid, sehingga tidak perlu didengar atau dianggap? Lalu jika tidak, maka perkataan siapa lagi yang akan kita dengarkan?

Terakhir, bukalah hati untuk melihat dan mendengarkan berita-berita dari Iraq, dari Dammaj (Yaman), dan dari Suriyah.. tentang betapa Syi'ah Rafidhah, kaum Nusairiyyah, serta milisi Hisbul-syi'ah nya Hasan Nasrullah yang melakukan pembunuhan laki-laki, wanita dan anak-anak kaum Muslimin yang tanpa kesalahan terhadap mereka.. menembaki dan merusak masjid-masjid, perkebunan serta rumah-rumah kaum Muslimin.. mengepung dan menghalangi pengiriman bantuan pangan dan juga obat-obatan sehingga banyak orang-orang yang sakit bertambah parah dan sengsara.. bahkan menghalangi jamaah haji yang hendak berhaji untuk menjawab panggilan الله Ta'ala!



والله أعلم بالصواب

و بالله توفق

No comments:

Post a Comment