*fb Majalah Qiblati*
Bantahan terhadap Prof. Quraish Shihab tentang Jilbab dan Aurat
Seorang ibu dalam acara talk show di Metro TV yang menghadirkan Bapak Prof. Dr. Quraish Shihab bertanya kepada beliau tentang hukum jilbab dan penerapannya pada keluarga bapak Prof. Dr. Quraish Shihab.
Namun tidak disangka-sangka bapak Prof. Dr. Quraish Shihab justru menjawab dengan pernyataan yang membuat sang Ibu tadi menjadi bingung dan umat yang menyaksikan talk show juga dibuatnya menjadi bingung.
============================
Kritik terhadap Prof. DR. Quraish Shihab atas pendapatnya tentang Jilbab dan Aurat
Oleh:
DR. Ahmad Zain An-Najah (www.ahmadzain.com)
Riwayat Pendidikan:
S1: Fakultas Syari'ah, Universitas Islam, Madinah Al-Munawwarah, tahun 1996
S2: Fakultas Syari'ah Universitas Al-Azhar, Kairo, tahun 2001
S3: Jurusan Syari'ah Fakultas Studi Islam, Universitas Al-Azhar, Kairo, tahun 2007, lulus dengan predikat "Summa Cum Laude"
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah Washshalatu wassalamu 'ala Rasulillah wa ba'd,
Pada kesempatan ini saya hendak menyampaikan tanggapan terhadap apa yang disampaikan oleh Bapak Quraish Shihab tentang masalah jilbab. Mudah-mudahan tanggapan ini diridhai oleh Allah Subhanahu wa ta'ala dan dapat meluruskan pemahaman yang salah.
(berikutnya adalah tanya-jawab antara seorang ibu terhadap Bapak. Quraish Shihab dalam acara Talk Show di Metro TV dan juga tanggapan dari DR. Ahmad Zain An-Najah)
Ibu: Ingin bertanya kepada Bapak Quraish. Jilbab adalah pakaian wanita Islam dan wajib dikenakan. Bagaimana pendapat Bapak mengenai jilbab dan penterapannya dalam keluarga Bapak sendiri. Terima kasih
Quraish Shihab: Kita mau tanya ibu, apa sih artinya jilbab?
Ibu: Jilbab itu adalah penutup aurat seluruh badan
Quraish Shihab: Ah...Bukan itu.
Ibu: Termasuk kepala juga
Quraish Shihab: Ah justru kita baru memulai membahas apa itu jilbab ulama sudah beda pendapat. Ada yang mengatakan kerudung, ada yang mengatakan baju lebar dan sebagainya.
(tanggapan di luar acara Talk Show di atas)
Zain An-Najah: Pernyataan itu tidak benar. karena tidak kita dapatkan dalam buku-buku literatur fikih yang tidak mewajibkan berjilbab. Seluruh ulama telah mewajibkan berjilbab. Maka perlu kita tanyakan kepada Bapak Quraish Shihab bahwa siapa ulama, namanya siapa, di buku mana dan kapan mengatakan jilbab itu tidak wajib?
Karena perbedaan ulama hanya terbatas pada dua hal saja, yaitu wajib bercadar ataupn wajib berjilbab dengan boleh membuka wajah dan kedua telapak tangan.
***
Quraish Shihab: Saya mau tanya ibu. Ibu Sudah menutup aurat atau belum?
Ibu: (sambil melihat busana yang dikenakannya) Kalau saya rasa dengan busana begini, saya rasa sudah. (Ibu tersebut memakai jilbab mentup selurh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan, meskipun tidak memakai jilbab besar)
Quraish Shihab: Oh, masih ada ulama yang mengatakan ibu belum menutup aurat! Mestinya pakai cadar. Itu kan sudah beda pendapat.
(Si Ibu sambil mengangguk-ngangguk)
Ah, ada juga ulama yang berkata, 'yang penting itu pakaian terhormat'
(tanggapan)
Zain An-Najah: pernyataan 'yang penting itu pakaian terhormat atau sopan' pernyataan itu tidak tepat dan tidak benar. Karena tidak mempunyai kriteria yang jelas. Boleh jadi orang yang menggunakan pakaian atau wanita yang memakai pakaian di atas lutut yang kelihatan betisnya oleh sebagian kalangan dinyatakan terhormat.
Bisa saja ada orang yang mengatakan bahwa pakaian renang itu adalah pakaian yang terhormat ketika ada lomba renang. Jadi kalau dikatakan ada sebagian ulama yang menyatakan bahwa yang terpenting dari pakaian itu adalah terhormat. Itu tidak benar. Karena tidak ada satupun ulama yang mengatakan demikian.
Dan masalah terhormat ini tidak mempunyai batasan sehingga mengacaukan pandangan dan mengacaukan pemahaman.
***
Quraish Shihab: Kalau ibu tanya bagaimana dengan keluarga saya. Istri saya pakai jilbab. Anak saya yang tertua pakai jilbab atas kesadarannya. Bukan karena saya pilih-pilih. Anak saya itu yang paling kecil itu, yang dikedokteran itu (sambil menunjuk anaknya yang hadir dalam acara tersebut. keluarga Shihab hadir semua dalam acara itu) sdah mau pakai jilbab. Tapi saya bilang yang penting sadar. Saya beranggapan jilbab baik. Tetapi jangan paksakan orang pakai jilbab karena ada ulama yang berpendapat bahwa jilbab tidak wajib. Ada ulama yang berkata wajib menutup aurat. Sedangkan aurat diperselisihkan oleh ulama apa itu aurat.
(tanggapan)
Zain An-Najah: Pernyataan Bapak Quraish Shihab bahwa sebagian ulama ada yang mengatakan jilbab itu tidak wajib. Pernyataannya tidak benar. Karena seluruh ulama mengatakan bahwa jilbab itu wajib. Mereka hanya berbeda apakah seluruh anggota tubuh wanita itu ditutup, artinya mereka mewajibkan cadar atau pendapat kedua, semua anggota tubuh wanita itu ditutup kecuali wajah dan kedua telapak tangannya. Perbedaannya hanya pada dua masalah tersebut. Dan tidak ada satupun yang mengatakan bahwa jilbab tidak wajib!
Bapak Quraish Shihab mengatakan bahwa para ulama berbeda pendapat di dalam menentukan batasan aurat. Kita katakan, memang benar para ulama berbeda dalam menentukan batas aurat perempuan.
Tetapi sekali lagi perbedaannya hanya pada apakah wajah dan kedua telapak tangan itu aurat atau tidak. Kalau yang mengatakan itu adalah aurat, mereka mengatakan bahwa cadar wajib. Yang mengatakan wajah dan telapak tangan tidak aurat berarti mengatakan jilbab itu wajib tetapi boleh dibukan wajah dan kedua telapak tangannya.
Tidak ada satupun ulama yang mengatakan bahwa rambut bukan aurat. Tidak ada satupun ulama yang mengatakan bahwa bagian terdalam wanita seperti payudara dan sebagainya bukan aurat. Tidak ada satupun ulama yang mengatakan betispun bukan aurat. Tidak ada yang mengatakan seperti itu. Jadi perbedaannya hanya apakah wajah dan kedua telapak tangan itu aurat atau tidak.
***
Quraish Shihab: Eh ini orang pakai jilbab sejak tahun berapa toh ini? kira-kira 20-30 tahun belakangan ini.
Ibu: Di Indonesia
Quraish Shihab: Ya di Indonesia. Dulu itu istrinya Buya Hamka pakai jilbab atau tidak?
Ibu: Tidak
Quraish Shihab: Aisyiyyah (Muhammadiyah) pakai jilbab atau tidak? Muslimat (NU) pakai jilbab atau tidak? Itu pertanda bahwa sebenarnya ulama beda pendapat. Nah kita ingin orang memakai jilbab itu dengan penuh kesadaran.
(tanggapan)
Zain An-Najah: Pernyataan Bapak Quraish Shihab bahwa di Indonesia ini baru muncul 20 tahun terakhir ini. Kemudian sebagian tokoh muslim Indonesia seperti Buya Hamka, istrinya tidak pakai jilbab. Kemudian juga Muslimat Nahdlatul Ulama tidak pakai jilbab, itu kemudian dijadikan dalil bahwa ternyata para ulama berbeda pendapat dalam masalah ini, pernyataan seperti itu tidak benar.
Karena di dalam mengambil sebuah hukum, tidak boleh menggunakan sikap perorang. Tidak boleh menggunakan perilaku perorangan.
Kalau dikatakan bahwa istrinya Buya Hamka tidak pakai jilbab maka dari itu kita boleh meniru istrinya buya Hamka, kita katakan kepada Bapak Quraish Shihab, Istrinya Nabi Nuh itu kafir. Apakah terus dengan begitu kita boleh kafir karena istrinya Nabi Nuh kafir? Kemudian istrinya Nabi Luth itu juga kafir. Apakah kemudian kita membolehkan kita kafir karena merujuk kepada istrinya Nabi Luth? Sebagian paman Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam itu juga menentang Islam. Apakah kemudian kita menyatakan bahwa boleh menentang Islam karena sebagian paman Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam itu menentang Islam. Begitu juga anaknya Nabi Nuh, itu juga tidak mengikuti ajaran Nabi Nuh, tidak mengikuti ajaran Islam. Apakah terus kita boleh mengatakan kepada anaka kita, wahai anak kau boleh menentang Islam karena anaknya Nabi Nuh juga menentang Islam.
Tentunya ini tidak bisa diterima. Jadi intinya tidak boleh menjadikan perilaku seorang tokoh atau perilaku masyarakat sebagai dasar daripada pengambilan hukum.
Yang benar dasarnya dalam mengambil hukum adalah Al-Qur'an dan Sunnah serta beberapa kaidah yang telah diletakkan oleh para ulama. Dan tidak ada satupun dalam kaidah tersebut bahwa perilaku seseorang, perilaku tokoh bisa menjadi sumber pengambilan hukum.
Perlu saya tambahi di sini, bahwa bisa saja ulama tersebut, tokoh masyarakat tersebut yang istrinya tidak pakai jilbab atau anaknya tidak pakai jilbab, barangkali ulama tersebut meyakini bahwa berjilbab wajib. Hanya saja istrinya membangkang, atau tokoh tersebut, orang tua tersebut telah menasehati anaknya, tetapi anaknya tidak mau mendengar nasehat bapaknya. Jadi sekali lagi, perbuatan sekeluarga dari para ulama itu tidak bisa dijadikan dasar untuk pengambilan hukum.
***
Quraish Shihab: Yang penting begini bu, pakaian terhormat. Itu menurut hemat saya.
(tanggapan)
Zain An-Najah: Perkataan Bapak Quraish Shihab yang penting adalah pakaian terhormat. Ini adalah pernyataan yang sangat naif. Karena pakaian terhormat, sekali lagi tidak mempunyai batasan yang jelas. Pakaian terhormat menurut Quraish Shihab berbeda dengan pakaian terhormat menurut artis. Dan berbeda pula pakaian tehormat menurut orang-orang yang lain.
Sehingga pernyataan pakaian yang terhormat adalah pernyataan yang sangat naif yang jauh dari dasar-dasar agama.
***
Quraish Shihab: Jadi berjilbab baik, bagus. Tetapi boleh jadi sudah melebihi apa yang dikehendaki oleh Tuhan.
(tanggapan)
Zain An-Najah: Pernyataan Bapak Quraish Shihab bahwa jilbab itu bagus tetapi boleh jadi orang yang memakai jilbab itu sudah melebihi apa yang dikehendaki oleh Tuhan adalah pernyataan yang sangat gegabah. Karena kalimat berlebihan itu menunjukkan negatif.
Allah Subhanah wa ta'ala sendiri melarang kaum Muslimin untuk berlebih-lebihan di dalam mengamalkan ajaran Islam. Karena orang yang berlebihan dalam mengamalkan ajaran itu maknanya adalah negatif, sesat dan menyesatkan.
Oleh karena itu kalimat orang yang menggunakan jilbab itu berlebih-lebihan dalam mengamalkan Islam dan boleh jadi sudah melebihi apa yang dikehendaki Tuhan adalah pernyataan yang sangat sembrono dan itu menyatakan bahwa yang memakai jilbab telah melanggar pesan-pesan Allah untuk beragama Islam secara wajar.
Kemudian yang perlu saya tekankan di sini bahwasanya memang kita harus menghormati perbedaan pendapat di dalam agama Islam ini. Tetapi yang kita hormati itu adalah pendapat-pendapat yang memang masih dalam koridor ajaran Islam dan menggunakan metode yang telah diletakkan oleh para ulama. Sebagaimana yang dikatakan oleh salah seorang ulama, tidak semua perbedaan pendapat bisa diterima, kecuali perbedaan pendapat yang masih berada dalam koridor syariah. Adapun pendapat dari sebagian orang yang tidak mempunyai background syariah, maka itu tidak bisa diterima. Apalagi tidak menggunakan metodologi yang telah diletakkan oleh para ulama.
Demikian apa yang saya sampaikan ini, mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kaum Muslimin di mana pun juga berada. Wabillahi taufiq wal hidayah. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
http://www.lppimakassar.com/2013/01/video-bantahan-terhadap-prof-quraish.html
http://www.ahmadzain.com/
*Mamoadi*
#Dibalik ketegaran imam Ahmad#
Imam Ahmad disiksa selam dua tahun lebih oleh khalifah al Mu'tashim billah, karena beliau dipaksa untuk mengatakan bahwa alqur'an adalah makhluk. Beliau begitu tegar dan sabar menghadapinya, sehingga beliau dijuluki sebagai imam Ahlussunnah.
Tahukah anda diantara sebab yang membuat imam Ahmad tegar???
Abdullah anak imam Ahmad berkisah:
"Aku seringkali mendengar ayahku berkata, "Semoga Allah merahmati Abul Haitsam, semoga Allah mengampuni dan memaafkan Abul Haitsam."
Aku berkata, "Hai ayah, siapakah Abul Haitsam ??
Imam Ahmad berkata, "Ketika aku hendak disiksa, tiba tiba ada seorang pemuda menarik bajuku dari belakang dan berkata, "Kamu tahu siapa aku?"
Aku berkata, "Tidak."
Ia berkata, "Aku adalah Abul Haitsam, pencuri paling jahat, tertulis di dewan amirul mukminin bahwa aku dicambuk delapan belas ribu kali cambukan, namun aku sabar untuk mentaati setan dan meraih dunia, maka sabarlah kamu untuk mentaati Ar Rahman membela agama."
(Sifatushofwah 2/351 karya ibnul Jauzi).
*Mamoadi*
#LANGKAH2 SETAN&PERISAI MANUSIA DARI GODAAN SETAN#
Oleh:ust Abdussalam Busyro Lc.
Pintu masuk yg dilalui setan utk menggoda manusia ada 3:
1.Syahwat&subhat
2.Emosi
3.Hawa nafsu
Kebanyakan dosa yg diperbuat mnusia bersumber dari syahwat krn setan tdk mampu lgs masuk melalui dua pintu lainnya (emosi&hawa nafsu),shg mereka masuk dari pintu syahwat kemudian merambah masuk ke pintu2 lainnya.
Langkah2 setan dlm menggoda manusia:
1.Kekufuran&kesyirikan
2.Jika mrk putus asa dr target. pertma,ia beralih kpd penciptaan kejahtan bid'ah
3.Jika tdk mampu pd target kedua ia segera pindah kpd penciptaan kejahatan dosa2 besar sesuai tingktannya
4.Jika mrk lemah dr target ketiga,ia beralih pd penciptaan kejhatan dosa besar
5.Jika tdk mmpu,maka ia berusaha menyibukkannya dgn perkara2 mubah yg tdk mendptkan pahala&jg tdk ada siksanya agar manusia lalai dr ketaatan&kewajiban
6.Jika tdk mampu jg,ia menyibukkan manusia dgn amalan yg kurang penting,spt menyibukkn dgn amalan sunnah hingga luput dr ibadah wajib
7.Jika tdk mampu dgn semua cara maka manusia akan diserang golongn setan baik dr jenis manusia&jin dgn berbagai mcm gangguan utk melalaikannya&mengacaukannya.
---------------------------
*Mamoadi*
Masalah 50: SIKAP MUSLIM TERHADAP GELAS RASULULLAH
Tanya:
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
Gelas Rasulullah SAW diarak di kota Chechn [22/11/2011], setelah tertahan di kota London, Inggris karena tidak diperkenankan disebar luaskan.
Liputan ini resmi ditayangkan di chanel Televisi Chechn dan chanel TV Rusia.
Sebagai muslim, layak sekali kita buka link ini. Bagaimana mereka gegap gempita menyambut kehadiran gelas yg digunakan Rasul SAW untuk beliau minum.
Bandingkan dengan bagaimana piala dunia sepak bola diarak setelah berhasil diperebutkan sekian banyak negara.
Liputan ini membuat seluruh bulu kuduk berdiri dan membuat berlinang air mata siapapun yg pertama kali melihat cangkir ini.
Allahuakbar.. Allahuakbar..
Allahumma sholli 'alaa sayyidinaa Muhammad.
http://s1400.vuclip.com/89/63/89634481f727887e44a9f35f82be831c/ba123207/ProtocolRespect_8963_w_2.3gp?c=385537949&u=1281298103&s=BNFZJ7.PIN:211CCCF.
Ini betull tidak ya pak? KhwTr jd syirik
جَزَاك اللّهُ خَيْرًا pak Ustad
Jawab:
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
Bismillah. Terlepas dari benar atau tidaknya gelas itu yg dipakai minum oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, sikap kita seorang muslim yg benar dlm mencintai dan menghormati Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam bukan berdasarkan melihat atau menyentuh gelas tsb, tetapi kecintaan n kesetiaan yg sejati adalah dengan senantiasa mengimani dan membenarkan apa sj yg dikabarkan oleh Nabi, mengamalkan apa sj yg beliau perintahkan dan menjauhi apa sj yg beliau larang serta tidak beribadah kpd Allah kecuali dengan mengikuti tuntunannya. Apalagi gelas yg diklaim sbgai gelasnya Nabi tsb blm ada yg bisa memastikan keotentikan n kevalidannya dari Nabi secara yakin. Wallahu a'lam bish-showab.
*Mamoadi*
Renungan pagi ini:
¤Angan-Angan Manusia Lebih Panjang Dr Umurnya¤
Dari Abdullah Bin Mas'ud Radiallahu'anhu dia berkata: Nabi صلی الله عليه وسلم pernah membuat garis persegi empat. Lalu beliau membuat garis lurus ditengahnya sampai keluar dari kotak persegi empat tersebut. Kemudian beliau membuat lagi beberapa garis kecil yg berada di tengah dimulai dr pinggirnya. Kemudian beliau bersabda: "Ini adalah manusia, dan ini adalah ajalnya yg telah mengepungnya. Sedangkan garis lurus yg sampai keluar (dr persegi empat itu) adalah angan-angannya. Sedangkan garis2 kecil ini (yg berada ditengah kotak persegi empat) adalah berbagai macam rintangan manusia). Maka jika dia terhindar dri salah satu rintangan, maka rintangan yg lain akan menggigitnya. Maka jika dia terhindar dr salah satu rintangan yg lainnya akan menggigitnya". (HR Bukhari No. 6417). [Kitab Zuhud Bab 7, Al Ustadz Abdul Hakim Bin Amir Abdat).
-
*Mamoadi*
Inilah cerita faktual dari Al Akh Gugus Gustian :
"Ana izin bercerita sedikit, waktu itu malam hari, ana lupa tepatnya kapan, seperti hari biasa, ana menjaga toko buku dan herbal yg bertempat di jantung ibukota…
Semakin malam, pembeli semakin sepi, lantas datang seorang bapak berpakaian rapih, beliau menanyakan kepada kami (penjaga toko) mengenai kitab Syarah Riyadhus Sholihin yg di bahas di Rodja oleh Ust Badrusalam, ana kasih pilihan, beliau mau yg di syarah oleh Syaikh Salim bin Ied Al Hilaly atau yg di syarah oleh Syaikh Utsaimin -rahimahullah-
Dia lupa, seketika itu juga dia mengambil HP-nya, dan berkata “Sebentar ana telpon Ust. Badru dulu (kurang lebihnya seperti ini perkataan dia, ana lupa tepatnya)”, langsung dia telpon dan terhubung dan berbicara ke Ust. Badru, singkatnya Ust. Badru memberi pernyataan kalau yg ia bahas itu ialah yg di syarah oleh Syaikh Aalim bin Ied Al Hilaly.
Ya sudah, ana ambilkan kitab tersebut yg ia pesan, ana penasaran, bagaimana ia bisa memiliki nomer telpon Ust. Badru, dan punya akses ke beliau langsung
Setelah ana tanyakan siapa bapak tersebut dan apa pekerjaannya, bagaimana bisa dia seoerti itu, dia menjawab dan sambil bercerita..
“Saya anggota kepolisian di bidang reserse dan intelejen, waktu Syaikh Abdurrazaq datang ke Indonesia yg dulu, saya yg mengawal langung beliau –hafidzahullah-, saya bertanya ke pada Syaikh (dan ada bersama saya ust. Badrusalam sebagai penerjemah) : "Syaikh apakah boleh jika pemerintah membuat hukum yg tidak ada di dalam al Qur’an dan Sunnah?, seperti lampu merah, menggunakan helm dll?",
lalu Syaikh menjawab:
“Boleh jika pemerintah tidak menyelisihi Al Qur’an dan Sunnah, seperti jika pemerintah memerintahkan untuk berhenti saat lampu merah, maka hal itu bertujuan untuk kemaslahatan masyarakat, karena jika tidak ada, maka akan bisa menyebaban kecelakaan, dan seperti halnya helm, jika pemerintah tidak memerintahkan untuk tidak memakai helm, maka ini pun akan memudharatkan masyarakatnya, namun ketika pemertintah memberi peraturan yg dapat menggadaikan aqidah kita, seperti mewajibkan merayakan hari raya selain umat islam, maka tidak boleh di ikuti dan jangan dituruti”,
(bapak polisi tadi juga bercerita) :
"Saat saya mau salaman lantas mencium tangan Syaikh, Syaikh dengan cepat menarik tangannya agar tidak dicium oleh saya, saya bertanya ke ust. Badru, mengapa ko syeikh seperti itu, ust. Badru berkata, Syaikh ingin dihormati seperti manusia lainnya, tidak berlebihan, karena Nabi saja tidak ingin dihormati secara berlebihan oleh para sahabatnya".
Pak polisi tadi bilang, beda sama ulama atau kiai di Indonesia, mereka malah menyodorkan tangan ke jama’ahnya untuk menyiumnya.. (ana dan dia juga lainnya sambil tertawa kecil saat pak polisi itu bercerita hal tersebut)
>> subhanallah!! Wal hamdulillah… begitu arif dan bijaksananya dakwah yg haq ini, ana sampai kaget, karena dia adalah anggota reserse dan intelejen, subhanallah… ini menjadi pukulan keras bagi mereka yg mengganggap dakwah ini adalah WAHABI dan menganggap dakwah ini dengan sebutan TERORRIS,
Pak polisi tadi juga ternyata punya nomer telpon ust. Firanda dan ust. Zainal, dan mungkin punya akses langsung juga ke mereka, subhanallah…
Semoga Allah memudahkan dakwah ini masuk keseluruh pelosok di negeri yg kita cintai ini..
Sekian, pengalaman yg ana ingat, ana memohon ampun kepada Allah bila apa yg ana tuliskan ini memiliki kesalahan, karena mengingat hafalan ana yg kurang baik, ana pun lupa nama bapak polisi tadi, namun ia sempat memberi kartu nama, yg ia berikan ke bos kami, dan ia berkata, "kalau bapak (bos kami) memiliki kesulitan dalam hukum Negara, bapak bisa telpon ke saya.."
[diposting ulang dari pengalaman Akh Gugus Gustian]
http://www.facebook.com/profile.php?id=1521315588]
Semoga bermanfaat.
*Mamoadi*
» Catatan Singkat : Meniti Jalan Meraih Kecintaan Allah
سُبْحَانَ اللّهِ
Kita banyak mendapat ilmu dan nasihat dari kajian Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al Abbad hari ini di Istiqlal ...
10 sebab untuk meraih kecintaan Allah subhanahu wata'ala : Memberikan perhatian yg serius terhadap Al Quran, mempelajarinya dan mengamalkannya; Mengenal asma2 Allah yang husna (baik) dan shifatnya yang tinggi/mulia, dan beberapa hal lainnya
Baca lengkap ringkasannya hanya di SalamDakwah
KLIK!!
http://m.salamdakwah.com/baca-forum/meniti-jalan-meraih-kecintaan-allah,-sebuah-catatan-singkat-dari-istiqlal.html
- SalamDakwah -
Media Dakwah Ahlussunnah Wal Jama'ah
*Mamoadi*
# kullabiyyah, bukan asy'ariyyah! #
madzhab AQIDAH; yang dinamakan asy'ariyyah saat ini, telah keliru dalam menisbatkan madzhab mereka kepada Imam Abul Hasan al asy'ariy... dikarenakan Imam Abul Hasan al Asy'ariy TELAH RUJUK dari aqidah mu'tazilah dan aqidah kullabiyyah; kepada aqidah salafush shalih, yang dipegang imam ahmad..
sedangkan mereka yang menisbatkan diri sebagai asy'ariyyah (pengikut imam abul hasan al asy'ariy dalam aqidah) ini, mengikuti madzhab beliau, ketika beliau menganut madzhab aqidahnya IBNU KULLAAB..
Dan memang jika kita melihat perkataan beliau dlm asma wash shifat, maka beliau kebanyakan menukil dr ibnu kullaab (lihat kitab beliau al maqalat al islamiyyah)
Dan para ulamaa asy'ariyyah pun mengakui hal ini, yaitu madzhab aqidah beliau, beliau ambil dari ibn kullaab..
lihatlah perkataan ibn khaldun berikut:
و كان على رأي عبدالله بن سعيد بن كلاب و أبي العباس القلانسي و الحارث المحاسبي ...
Dan 'Aliy (yaitu Imam Abu Hasan al Asy-a’ari) ketika itu berpegang dengan pendapatnya Abdullah bin Said ibn KULLAB, Abu Al-Abbas al-Qalanisi dan al-HAARITS al-Muhasibi...
akan tetapi, kelanjutannya berkata ibnu khaldun:
من أتباع السلف و على طريقة السنة
mereka semua (ibnu kullaab, abbas al qalansiy, dan al haarits) berpegang terhadap jalan salaf...
(Muqaddimah Ibn Khaldun mukasurat 853)
apakah benar KLAIM ini?!
berkata IMAM IBNU KHUZAYMAH tentang IMAM AHMAD:
الإمام السني أحمد بن حنبل كان من أشد الناس على ابن كلاب وأصحابه
al Imam as sunniy ahmad bin hanbal dahulu termasuk seorang yang PALING KERAS terhadap IBN KULLAAB dan teman-temannya...
[lihat Siyar 'Alamin Nubala (14/380)]
bagaimana mungkin IMAM AHMAD keras terhadap madzhabnya IBN KULLAAB apabila mereka SEMADZHAB dalam aqidah? yaitu mengikuti madzhab salaf dalam aqidah?
maka yang ada hanya dua pilihan: imam ahmad yang menyelishi aqidah salaf? ataukah ibn kulaab yang menyelishi aqidah salaf?
maka aqidah siapakah yang kalian ikuti? Aqidahnya imam ahlus sunnah? Ataukah yang menyelisihinya?
*Mamoadi*
#HATI ITU BAGAIKAN BENTENG#
Bismillah,
Hati bagaikan benteng yg disekelilingnya ada pagar dan pagar itu mempunyai beberapa pintu. Sekalipun pintu itu ditutup rapat, namun pagar itu masih memiliki celah2 yg dpt dimasuki.
Bala tentara Iblis trs menerus melancarkan serangan, agar peperangan trs berkecamuk ddlm hati.
Hanya kesempurnaan pikiran dan kejernihan dzikirlah yg dpt mjd benteng.
Selama Iman ttp kokoh, mk anak panah musuh tidak akan smp dkancah peperangan.
Seseorang pernah bertanya kpd Hasan al-Basri,"Apakah Iblis juga tidur?" Beliau mjwb,"Andaikata Iblis tidur, tentu kita bs beristirahat."
(Talbis Iblis, Ibnu Jauzi)
Syaikh As-Sa'di berkata, "Kerasnya hati termasuk hukuman yg paling parah yg menimpa manusia. Ayat2 dan peringatan tidak lagi bermanfaat baginya. Dia tidak merasa takut melakukan kejelekan dan tidak terpacu melakukan kebaikan, shg petunjuk (ilmu) yg smp kpdnya bukan menambah kebaikannya tapi justru menambah buruk keadaannya."
- Wal 'iyadzubillah -
Ibnul Qayyim mengatakan, "Tatkala mata telah mengalami kekeringan disebabkan tidak pernah menangis karena takut kpd ALLAH Ta'ala, maka ketahuilah bhw sesungguhnya kekeringan mata itu bersumber dr kerasnya Hati. Dan Hati yang paling keras adalah hati orang2 yg jauh dr ALLAH ."
[Bada'i Al-Fawaid (3/743)]
"Ketahuilah didalam jasad ada segumpal daging. Apabila baik maka baiklah seluruh jasadnya, dan apabila rusak maka rusaklah seluruh jasadnya. Ketahuilah, dia adalah HATI."
(HR. Bukhari dan Muslim)
[Ust. Abu Faiz]
Semoga bermanfaat.
⌣̊┈̥-̶̯͡♈̷̴┈̥-̶̯͡⌣̊
*Mamoadi*
#13 perkara penyebab futur#
Ust. Badrusalam LC
1. Ghuluw (berlebihan) dalam agama.
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jauhilah ghuluw, karena yang membinasakan umat sebelum kamu adalah ghuluw dalam agama".
2. Berlebihan dalam perkara yang mubah seperti dalam makan, minum, bergaul dan sebagainya.
Aisyah radliyallahu 'anha berkata: "Bencana pertama yang menimpa umat ini setelah wafatnya Nabi adalah kenyang, karena apabila perut kenyang, badannya menjadi gemuk, hatinya menjadi lemah dan syahwatnya tak terkendali".
3. Meninggalkan berjama'ah dan berkumpul dengan orang-orang shalih.
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Hendaklah kalian berjama'ah dan jjauhi bercerai berai, karena setan bersama satu orang dan lebih jauh dari dua orang.. Al hadits.
4. Sedikitnya mengingat kematian dan hari akherat.
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "berziarah kuburlah, karena mengingatkan akherat".
5. Kurang memperhatikan amal-amal rutin sehari semalam.
Seperti suka meninggalkan dzikir-dzikir, shalat sunnah dsb.
6. Mengkonsumsi sesuatu yang haram.
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Setiap anggota badan yang tumbuh dari yang haram, maka Nerakalah yang layak untuknya".
7. Membatasi diri dalam salah satu sisi agama saja.
Seperti hanya memperhatikan masalah aqidah saja tanpa yang lainnya.
8. Lalai dari ketentuan Allah.
Seperti bertahap dalam beramal dan tidak sekaligus, karena sikap tergesa-gesa adalah dari syetan.
9. Tidak memperhatikan hak badan.
Karena badan mempunyai hak yang harus dipenuhi.
10. Tidak siap menghadapi rintangan.
11. Berteman dengan orang-orang yang hatinya lemah dan tidak bersemangat dalam beragama.
12. Ngawur dalam menuntut ilmu dan beramal.
Tidak tahu mana yang dikedepankan terlebih dahulu.
13. Jatuh dalam perbuatan maksiat.
(Diringkas dari kitab afat 'ala thoriiq karya DR Sayyid Muhammad Nuh).
*Mamoadi*
ASWAJA SUFI MENIRU-NIRU SYIAH..?? ATAUKAH SEBALIKNYA..??!!
(studi banding antara aqidah tokoh syi'ah :Al-Khumaini dan aqidah kaum sufi : At-Tijaani, Alwi Al-Maaliki, Habib Al-Jufri, dan Habib Munzir)
Sungguh kita menemukan permusuhan yang sangat sengit dari kaum syi'ah dan aswaja imitasi (baca : sufi) terhadap aswaja asli (baca : salafy atau yang dinamakan oleh kaum sufi sebagai wahabi). Seakan-akan musuh mereka hanyalah kaum wahabi. Ada apa gerangan antara Syi'ah dan Aswaja, kenapa sama-sama bersepakat memusuhi kaum wahabi..??!!
Rahasianya adalah adanya kesamaan antara dua kelompok ini, terutama dalam peribadatan kepada penghuni kuburan dan para wali !!!
Tidak heran jika SYI'AH & ASWAJA SUFI :
- Sama-sama hobi meninggikan kuburan…??!!
- Sama-sama hobi beribadah di kuburan…??!!
- Sama-sama hobi meminta dan beristighotsah kepada penghuni kuburan..??!!
- Sama-sama hobi mencari barokah dari pasir yang ada dikuburan para wali??
- Sama-sama berlindung dibalik topeng "cinta kepada Ahlul Bait…", atau "Demi menghormati Ahlul Bait", seakan-akan kecintaan kepada Ahlul Bait dan kesyirikan adalah dua perkara yang saling melazimkan !!!
Entah…apakah kaum aswaja sufi yang ikut-ikutan taqlid buta kepada kaum syi'ah??, ataukah sebaliknya??!!
Seharusnya kepanjangan ASWAJA (Ahlus Sunnah…. = Pelaku sunnah….) menunjukkan tidak mungkinnya bersatu atau bersepakat antara Aswaja dan Syi'ah, karena syi'ah adalah lawan dari sunnah. Akan tetapi kenyataan yang terjadi justru Aswaja dekat dengan Syi'ah dan sama-sama memusuhi wahabi. Rahasianya… karena Aswaja ternyata tidak menjalankan sunnah-sunnah Nabi, bahkan ibadah-ibadah yang mereka lakukan adalah kreasi-kreasi ibadah yang tidak pernah dicontohkan oleh Nabi dan para sahabatnya.
Baca selengkapnya di :
http://firanda.com/index.php/artikel/30-sekte-sesat/263-aswaja-sufi-meniru-niru-syiah-ataukah-sebaliknya
*Mamoadi*
Bismillah,
Fenomena legging (berpakaian/bercelana ketat) bagi wanita hingga mempertontonkan lekuk tubuhnya, terutama bagi para wanita yang mengaku dirinya muslim, sungguh sangat memprihatinkan, terutama di negri ini yang katanya mayoritasnya adalah kaum muslimin.
Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda :
صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلاَتٌ مَائِلاَتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا
“Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat :
[1] Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan
[2] para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.”
[HR. Muslim no. 2128].
Imam An-Nawawi dalam Syarh Muslim ketika menjelaskan hadits di atas mengatakan bahwa ada beberapa makna كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ,(berpakaian tetapi telanjang)
Makna pertama : wanita yang mendapatkan nikmat Allah, namun enggan bersyukur kepada-Nya.
Makna kedua : wanita yang mengenakan pakaian, namun kosong dari amalan kebaikan dan tidak mau mengutamakan akhiratnya serta enggan melakukan ketaatan kepada Allah.
Makna ketiga : wanita yang menyingkap sebagian anggota tubuhnya, dan sengaja menampakkan keindahan tubuhnya. Inilah yang dimaksud denga wanita yang berpakaian tetapi telanjang.
Makna keempat : wanita yang memakai pakaian tipis sehingga nampak bagian dalam tubuhnya. Wanita tersebut berpakaian, namun sebenarnya telanjang.
[Syarh Muslim, 9/240]
Semoga bermanfaat.
*Mamoadi*
Hadapi Org GILA di Dunia Maya..
Disebarkan Oleh : www.payndoit.org
Bagaimana menghadapi penghina islam di facebook, twitter, & tempat lain di internet ?
Ini sebuah solusi dari Seorang Sahabat..
Yg perlu kita ketahui adalah.
1. Di internet kita tidak melihat mereka kecuali tulisan hinaan mereka
2. Semakin kita tanggapi semakin mereka menjadi2 & senang, karena kalau syetan diLADENI maka syetan akan tambah tertawa senang
3. Mereka hanya orang2 yg tidak kenal Islam
4. Mereka berusaha mancing kemarahan umat Islam Indonesia
Jadi solusinya adalah, jgn tanggapi mereka, JANGAN sibuk PROMOSIKan akun twitter & fb mereka, karena mereka memang suka kalau banyak yg baca tulisan hinaan mereka. diKHAWATIRkan ada saudara muslim kita yg lemah iman & kurang pengetahuan ttg Islam jadi murtad karena membaca hinaan2 & pendapat2 bodoh mereka.
Ntar juga Mereka Bosan bin Capek Sendiri karena DICUEKIN... :D
INGAT :
Nggak akan Hina Islam dicaci & Nggak akan Terpuji juga kita balik mencaci... :)
Bukankah Perbuatan Pengecut tidak Layak diTanggapi... :)
Kelembutan adalah senjata kuat, dalam menghadapi mereka. Itulah yg Rosululloh ajarkan
Lembut itu bukan takut pada mrk tapi sebuah harapan & do'a. agar mereka tahu bhw Islam adlh agama yg indah, agung, sempurna & bukan seperti yg mereka tuduhkan
Karena kita orang Muslim hanya takut kpd اَللّهُ
Kebaikan di balas kebaikan itu biasa. Namun keburukan di balas Kebaikan itu ciri akhlak yg mulia.. :)
*Mamoadi*
#ILMU HADITS#
Bismillah,
Mempelajari hadits Nabi adalah perkara yang agung, karena hadits Nabi adalah dasar rujukan ber-Agama setelah Al Qur’anul Karim.
Al Quran tidak akan mungkin dapat kita fahami secara benar dan lurus walaupun kita hafal 30 juz beserta terjemahannya apabila kita tidak mempelajari hadits2 Nabi Shalallahu 'alaihi wasalam.
Sebab diantara fungsi hadits adalah untuk menjelaskan tafsir dan makna dari AlQur'an itu sendiri.
Dan mempelajari hadits Nabi tidak akan sempurna bila kita tidak mengetahui mana hadits Nabi yang shahih dan hadits yang tidak shahih (dha'if, dha'ifun jiddan, maudhu', mungkar, bathil, laa ashlaihi dll).
Bagi yang ingin mempelajari Hadits Nabi, silahkan download kajian audio mp3 yang disampaikan oleh ust. Badrusalam di link2 berikut ini :
1. Muqoddimah Ilmu Mustholah Hadits -> http://t.co/VyI3uePo
2. Istilah Dalam Ilmu Mustholah Hadits -> http://radiorodja.com/kajian/60
3. Tata Cara Ulama Menilai dan Memeriksa Suatu Hadits
> http://radiorodja.com/kajian/61
4. Syarat Hadits Shahih
> http://radiorodja.com/kajian/322
Insya Allah bisa di download di dan PC.
Semoga bermanfaat.
*Mamoadi*
Bukti bhw dunia telah berhasil menipu sebagian kaum muslimin (yg iman dan ilmunya minim), bahkan ia tertipu menukar akheratnya dengan dunia, adalah ketika sebagian pedagang muslim sibuk menghiasi barang dagangannya dengan aneka warna pink dalam rangka valentin's day, demikian juga para pembelinya, sibuk mencari2 pernak-pernik barang atau makanan yg berkaitan dengan valentinan.
Allahul musta'an.
HUKUM MERAYAKAN/MEMPERINGATI VALENTIN'S DAY
http://www.abuayaz.blogspot.com/2010/06/hukum-merayakanmemperingati-valentins.html?m=1
6 KERUSAKAN VALENTINE'S DAY
http://www.abuayaz.blogspot.com/2011/02/6-kerusakan-valentines-day.html?m=1
APA HUBUNGAN ANTARA VALENTINE DENGAN ROMANTISME?
http://www.abuayaz.blogspot.com/2011/02/apa-hubungan-antara-valentine-dengan.html?m=1
Semoga bermanfaat.
*Mamoadi*
FENOMEN PALING MENGHARUKAN DI PENGADILAN SAUDI
Di salah 1 pengadilan Qasim, berdiri Hizan al Fuhaidi dg air mata yg bercucuran shg membasahi janggutnya,,!! Knp? Krn ia kalah terhadap perseteruannya dg saudara kandungnya!!
Tentang apakah perseteruannya dg saudaranay?? Ttng tanah kah?? atau warisan yg mereka saling perebutkan??
Bkn krn itu semua!! Ia kalah terhdp saudaranya terkait pemeliharaan ibunya yg sdh tua renta & bahkan hanya memakai sebuah cincin timah di jarinya yg tlh keriput,,
Seumur hidupnya, beliau tinggal dg Hizan yg selama ini menjaganya,,
Tatkala beliau telah manula, datanglah adiknya yg tinggal di kota lain, utk mengambil ibunya agar tinggal bersamanya, dng alasan, fasilitas kesehatan dll di kota jauh lbh lengkap drpd di desa,,
Namun Hizan menaolak dg alasan, selama ini ia mampu utk menjaga ibunya. Perseteruan ini tdk berhenti sampai di sini, hingga berlanjut ke pengadilan!!
Sidang demi sidang dilalui,, hingga sang hakim pun meminta agar sang ibu dihadirkan di majelis..
Kedua bersaudara ini membopong ibunya yg sdh tua renta yg beratnya sdh tdk sampai 40 Kg!!
Sang Hakim bertanya kpdnya, siapa yg lbh berhak tinggal bersamanya. Sang ibu memahami pertanyaan sang hakim, ia pun mnjawab , sambil menunjuk ke Hizan, "Ini mata kananku!" kemudian menunjuk ke adiknya sambil berkata, "Ini mata kiriku!!
Sang Hakim brpikir sejenak kmudian memutuskan hak kpd adik Hizan, brdasar kemaslahatan2 bagi si ibu!!
Betapa mulia air mata yg dikucurkan oleh Hizan!!
Air mata penyesalan krn tdk bisa memelihara ibunya tatkala beliau tlh menginjak usia lanjutnya!!
Dan, betapa trhormat dan agungnya sang ibu!! yg diperebutkan oleh anak2nya hingga seperti ini,,!!
Andaikata kita bisa memahami, bagaimana sang ibu mendidik kedua putranya hingga ia mnjdi ratu dan mutiara termahal bagi anak2nya!!
Ini adalah pelajaran mahal ttng berbakti,, tatkala durhaka sdh mnjadi budaya,,
Ini adalah pelajaran mahal ttng berbakti,, tatkala durhaka sdh mnjadi budaya,,
"Ya ALLAH, Tuhan kami!! Anugerahkan kpd kami keridhoan ibu kami dan berilah kami kekuatan agar selalu bisa berbakti kepadanya!!" Aaamiiinn!!!
*Kholid Syamhudi*
Kajian 1
Sudah jelas Allah menjadikan kebahagiaan manusia terletak pada semangatnya untuk meraih perkara yang bermanfaat bagi dirinya, baik untuk kehidupan dunia maupun akhiratnya. Untuk mewujudkan semangat tersebut adalah dengan cara mengerahkan segenap kesungguhan dan mencurahkan segenap kemampuannya.
Apabila seseorang yang sangat bersemangat menggeluti perkara yang bermanfaat baginya maka semangatnya itu layak untuk dipuji. Seluruh potensi kesempurnaan diri akan terwujud dengan tergabungnya kedua perkara ini: ia memiliki semangat yang menyala-nyala dan semangatnya itu dicurahkan kepada sesuatu yang bermanfaat baginya…”
Oleh sebab itu Rasulullah bersabda:
الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلَا تَعْجَزْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلَا تَقُلْ لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ رواه مسلم.
Abu Hurairah radhiyallahu’anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada seorang mukmin yang lemah, namun pada masing-masingnya terdapat kebaikan. Bersemangatlah untuk meraih apa yang bermanfaat bagimu, mintalah pertolongan kepada Allah, dan jangan bersikap lemah. Apabila sesuatu menimpamu janganlah berkata, ‘Seandainya dahulu aku berbuat demikian niscaya akan begini dan begitu.’ Akan tetapi katakanlah, ‘Itulah ketetapan Allah dan terserah Allah apa yang dia inginkan maka tentu Dia kerjakan.’ Dikarenakan ucapan ’seandainya’ itu akan membuka celah perbuatan syaitan.” (HR. Muslim [2664] lihat Syarh Nawawi, jilid 8 hal. 260).
Smbg....
Kajian 2
Hadits ini mengandung kaedah-kaedah penting bagi kehidupan seorang muslim. Diantaranya:
Pertama; Allah ta’ala memiliki sifat cinta kepada sesuatu. Kecintaan Allah kepada sesuatu bertingkat-tingkat, kecintaan-Nya kepada mukmin yang kuat lebih besar daripada kecintaan-Nya kepada mukmin yang lemah.
Kedua: iman terdiri dari ucapan dan perbuatan sebagaimana madzhab ahlussunnah wal jamaah. Sebab iman bercabang-cabang lebih dari enampuluh cabang dan dalam sebagian riwayat ada yang menyatakan lebih dari tujuh puluh cabang. Cabang-cabang iman ini kembali kepada amalan batin dan amalan lahiriyah yang mencakup perkataan dan perbuatan hati, lisan dan perbuatan anggota tubuh. Siapa saja yang melaksanakan cabang-cabang ini dengan baik dan menyempurnakan dirinya dengan ilmu yang manfaat dan amal shalih. Lalu menyempurnakan selain dirinya dengan dakwah dan ajakan sabar maka ia adalah mukmin yang kuat yang telah mencapai martabat tertinggi. Siapa yang tidak dapat menyempurnakan hal-hal ini maka ia termasuk mukmin yang lemah. Namun kedua jenis mukmin ini sama-sama baik. Rasulullah setelah menjelaskan mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah dari yang lemah, khawatir terfahami adanya celaan bagi mukmin yang lemah, maka menyatakan:
"وفي كل خير"
Disini Rasulullah menjelaskan sisi keutamaan mukmin yang kuat dengan juga menyampaikan kedua-duanya sama-sam baik. Namun yang kuat lebih baik dan utama dari yang lemah tersebut.
Kajian 3
Ketiga; kebaikan, kecintaan kepada Allah dan pelaksaaan syariat pada diri orang-orang beriman itu bertingkat-tingkat. Sebagaimana firman Allah :
وَلِكُلٍّ دَرَجَاتٌ مِّمَّا عَمِلُواْ
Dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang telah mereka kerjakan ( Qs al-Ahqaaf 19).
Mereka terdiri dari tiga golongan manusia.
Pertama; kaum As-Saabiqun ilal Khairat, orang-orang yang bersegera melakukan kebaikan-kebaikan. Mereka adalah orang-orang yang menunaikan amal yang wajib maupun yang sunnah serta meninggalkan perkara yang haram dan yang makruh.
Kedua; kaum Al-Muqtashidun atau pertengahan. Mereka itu adalah orang yang hanya mencukupkan diri dengan melakukan kewajiban dan meninggalkan keharaman.
Ketiga; Azh-Zhalimuna li anfusihim. Mereka adalah orang-orang yang mencampuri amal kebaikan mereka dengan amal-amal jelek.
------------------------
*Kholid Syamhudi*
Mutiara hikmah 1
# Al-Imam Al-Hasan Al-Bashri rahimahullahu berkata,
“Demi Dzat Yang tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi kecuali Dia, menegakkan As-Sunnah itu berada di antara dua kelompok. (Kelompok) yang ghuluw dan (kelompok) yang bersikap meremehkan. Maka bersabarlah kalian di dalam mengamalkan As-Sunnah, semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa merahmati kalian. Sesungguhnya pada waktu yang lalu Ahlus Sunnah adalah golongan yang paling sedikit jumlahnya. Maka demikian pula pada waktu yang akan datang, mereka adalah golongan yang paling sedikit jumlahnya. Ahlus Sunnah adalah orang-orang yang tidak mengikuti kemewahan manusia. Tidak pula mengikuti kebid’ahan manusia. Mereka senantiasa bersabar di dalam mengamalkan As-Sunnah sampai bertemu dengan Rabb mereka. Maka hendaknya kalian pun demikian.” (Syarah Ath-Thahawiyyah, 2/326)
Argo Lawu 13 feb 12
------------------------------
Mutiara Hikmah 2.
#Al-Imam Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata :
“Wahai manusia, sesungguhnya aku tengah menasihati kalian, dan bukan berarti aku orang yang terbaik di antara kalian, bukan pula orang yang paling shalih di antara kalian. Sungguh, akupun telah banyak melampaui batas terhadap diriku. Aku tidak sanggup mengekangnya dengan sempurna, tidak pula membawanya sesuai dengan kewajiban dalam menaati Rabb-nya. Andaikata seorang muslim tidak memberi nasihat kepada saudaranya kecuali setelah dirinya menjadi orang yang sempurna, niscaya tidak akan ada para pemberi nasihat. Akan menjadi sedikit jumlah orang yang mau memberi peringatan dan tidak akan ada orang-orang yang berdakwah di jalan Allah ‘Azza wa Jalla, tidak ada yang mengajak untuk taat kepada-Nya, tidak pula melarang dari memaksiati-Nya. Namun dengan berkumpulnya ulama dan kaum mukminin, sebagian memperingatkan kepada sebagian yang lain, niscaya hati-hati orang-orang yang bertakwa akan hidup dan mendapat peringatan dari kelalaian serta aman dari lupa dan kekhilafan. Maka terus meneruslah berada pada majelis-majelis dzikir (majelis ilmu), semoga Allah ‘Azza wa Jalla mengampuni kalian. Bisa jadi ada satu kata yang terdengar dan kata itu merendahkan diri kita namun sangat bermanfaat bagi kita. Bertaqwalah kalian semua kepada Allah ‘Azza wa Jalla dengan sebenar-benarnya taqwa dan janganlah kalian mati kecuali dalam keadaan muslim.”
------------------------------
Mutiara Hikmah pagi ini.
“Kamu bertanya tentang dunia dan akhirat? Sesungguhnya perumpamaan dunia dan akhirat adalah bagaikan timur dan barat. Setiap salah satunya bertambah dekat, maka yang satunya lagi semakin jauh. Dan kamu berkata kepadaku, Sebutkanlah karateristik dunia ini kepadaku!! Apa yang harus aku sebutkan kepadamu tentang rumah yang awalnya melelahkan sedangkan akhirnya membinasakan, di dalam kehalalannya ada perhitungan dan di dalam keharamannya ada siksaan.? Siapa yang tidak membutuhkannya terkena fitnah dan siapa yang membutuhkannya akan sedih.”
------------------------
Mutiara Hikmah.
“Celakalah kita! Apa yang kita perbuat terhadap diri kita sendiri!! Kita telah merendahkan agama kita dan meninggikan dunia, kita membiarkan akhlak kotor dan memperbarui tempat tidur dan pakaian. Salah seorang di antara kita bersandar dengan tangan kirinya dan makan dari harta yang bukan miliknya, makanannya di dapat dari hasil menyerobot, pelayannya dipaksa tanpa upah, meminta yang manis setelah asam, meminta yang panas setelah dingin, dan meminta yang basah setelah kering sehingga ketika dia telah kenyang, menguap karena kepenuhan, kemudian berkata, ‘Wahai pelayan! ambilkan pencerna makanan! Wahai orang bodoh – Demi Allah – Jangan sekali-kali kamu mencerna kecuali agamamu! Di mana tetanggamu yang mengaharap uluran tanganmu?!! Di mana anak yatim kaummu yang lapar?!! Di mana orang miskinmu yang melihatmu?!! Di mana wasiat yang Allah Azza wa Jalla sampaikan kepadamu?!! Barangkali kamu mengetahui bahwa kamu berjumlah banyak. Dan bahwasanya setiap matahari hari ini terbenam, maka berkuranglah jumlahmu sementara sebagian kamu pergi bersamanya.’”
(Dari pernyataan Hasan al-Bashri).
Mari kita lihat diri kita semoga bisa memotivasi kita menjadi lebih baik!
⌣̊┈̥-̶̯͡♈̷̴┈̥-̶̯͡⌣̊
----------------------------
Mutiara hikmah sore ini.
Al-Hasan Al-Basri berkata :
“Demi Allah saya tidaklah ta’ajjub (heran) dengan sesuatu seperti keheranan saya kepada seseorang yang tidak menganggap bahwa cinta dunia itu termasuk dosa besar, demi Allah sesungguhnya cinta kepada dunia termasuk dosa besar, tidaklah cabang-cabang dosa besar itu melainkan dengan sebab cinta dunia? Tidaklah berhala-berhala disembah, dan Allah Subhanahu wa Ta’ala didurhakai melainkan karena cinta dunia ? (ya). Maka seorang yang mengetahui tidak akan mengeluh dari kehinaan dunia, dan tidak akan berlomba-lomba mendekati dunia dan tidak akan putus asa karena jauh dari dunia” [Hilyatul Aulia 6/13, dan lihat Siyar ‘Alaamun An-Nubala 7/259]
⌣̊┈̥-̶̯͡♈̷̴┈̥-̶̯͡⌣̊
--------------------------
Faedah ilmiyah hari ini.
Al-Hafizh Ibnu Rajab al-Hanbali berkata dalam kitab [fadhl ilmi salaf 'ala ilmi alkholaf hlm 26]:
“Ilmu bermanfaat adalah mempelajari Al-Qur’an dan sunnah serta memahami makna kandungan keduanya dengan pemahaman para sahabat, tabi’in dan tabi’ tabi’in. Demikian juga dalam masalah hukum halal dan haram, zuhud dan masalah hati, dan lain sebagainya.
Pertama: Dia berusaha terlebih dahulu memilah antara hadits shahih dan lemah.
Kedua: Dia berusaha memahami makna kandungannya. Sungguh, pada semua itu terdapat kecukupan bagi orang yang berakal dan kesibukan bagi orang yang ingin mendapatkan ilmu bermanfaat.
Barangsiapa mengikhlaskan hatinya untuk mengharap wajah Allah dan memohon pertolongan kepadaNya, niscaya Dia akan menolongnya, menunjukinya, memudahkannya, dan memahamkannya. Pada saat itulah, ilmu ini akan membuahkan buahnya yang terpenting yaitu Khsyatullah (takut kepada Allah), sebagaimana firman Allah:
Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba-hambaNya, hanyalah ulama.[QS Fathir 28]
⌣̊┈̥-̶̯͡♈̷̴┈̥-̶̯͡⌣̊
----------------------------
Faedah ilmiyah sore ini.
Ada pertanyaan kepada syeikh Muhammad bin shalih al-Utsaimin berbunyi:
Terkadang kita perhatikan pada sebagian penuntut ilmu kurangnya semangat dalam menimba ilmu. Apakah kiat-kiat yang dapat menyembulkan semangat menuntut ilmu?
Jawab: Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin menjawab:
“Kurangnya semangat dalam menuntut ilmu syar’I merupakan salah satu musibah besar. Ada beberapa kiat yang dapat mengobatinya, diantaranya:
Pertama: Ikhlas karena Allah dalam menuntut ilmu. Seorang apabila memurnikan niatnya hanya untuk Allah dalam menuntut ilmu dan menyadari bahwa dirinya mendapat pahala dalam amalan tersebut niscaya dia akan bersemangat.
Kedua: Berteman dengan teman-teman yang memberinya motivasi dalam menuntut ilmu dan membantunya dalam dialog serta membahas permasalahan.
Ketiga: Melatih dirinya untuk sabar dan membiasakan diri dalam menuntut ilmu. Adapun jika dia melepas dirinya tanpa kendali maka dirinya akan mengajaknya kepada perbuatan jelek dan Syetan akan mengajaknya untuk malas dalam menuntut ilmu”.(Kitab al-ilmu).
-----------------------------
Faedah ilmiyah
Hendaknya seorang penuntut ilmu tidak malu untuk mengatakan tentang suatu permasalahan yang tidak diketahuinya: “Saya tidak tahu”. Sungguh, hal itu sama sekali tidak mengurangi derajat mereka, bahkan meninggikan mereka. Ditambah lagi, bahwa hal itu memiliki beberapa faedah berikut:
Dia menunaikan kewajibannya.
Dia akan segera mencari jawabannya baik oleh dirinya sendiri maupun oleh orang lain, sebab seorang murid tatkala mendapati gurunya belum mengetahui jawabannya, dia akan bersungguh-sungguh untuk mencari jawabannya lalu menghadiahkan jawabannya tersebut kepada gurunya.
Hal itu menunjukkan kehati-hatiannya dalam menjawab permasalahan.
Sebagai pelajaran dan contoh bagi para muridnya.
⌣̊┈̥-̶̯͡♈̷̴┈̥-̶̯͡⌣̊
------------------------------
Hikmah sore ini.
bnu Mas’ud radliyallahu ‘anhu berkata :
“Berpeganglah kamu dengan ilmu (As Sunnah) sebelum diangkat dan berhati- hatilah kamu dari mengada-adakan yang baru (bid’ah) dan melampaui batas dalam berbicara dan membahas suatu perkara, hendaknya kalian tetap berpegang dengan contoh yang telah lalu.” (Ad Darimy 1/66 nomor 143, Al Ibanah Ibnu Baththah 1/324 nomor 169, Al Lalikai 1/87 nomor 108, dan Ibnu Wadldlah 32)
Faedah:
1. Anjuran mencari ilmu dan istiqamah diatasnya
2. Celaan kepada bid'ah dan kehati2an agar tdk terjerumus padanya.
3. Jangan berlebihan dalam bicara dan meninggalkan omong kosong tanpa faedah.
4. Perintah utk komitmen dengan contoh para salaf.
Moga manfaat.
⌣̊. ┈̥-̶̯͡♈̷̴┈̥-̶̯͡⌣̊
*Kholid Syamhudi*
Hudzaefah bin Yaman berkata, Kami berada di sisi Umar bin al-Khatthab. Umar berkata, “Siapa di antara kalian mengetahui hadits Nabi tentang fitnah?” Hudzaefah menjawab, “Saya menghafalnya seperti yang telah beliau sabdakan.” Umar berkata, “Katakanlah, sesungguhnya kamu adalah orang pemberani. Apa yang Nabi sabdakan?” Hudzaefah berkata, “Rasulullah bersabda, ‘Fitnah seseorang pada keluarganya, hartanya, dirinya, anaknya, dan tetangganya, dihapus oleh puasa, shalat, sedekah, amar ma’ruf dan nahi mungkar.’ Umar berkata, “Bukan itu yang aku inginkan. Yang aku inginkan adalah fitnah yang silih berganti seperti ombak lautan.” Hudzaefah berkata, “Apa urusanmu dengannya wahai Amirul Mukminin? Sesungguhnya antara dirimu dengannya terdapat pintu yang tertutup.” Umar berkata, “Lalu pintu itu dipecahkan atau dibuka?” Hudzaefah menjawab, “Dipecahkan.” Umar berkata, “Hal itu lebih pantas untuk tidak ditutup selama-lamanya.” Maka kami [perawi dari Hudzaefah] bertanya kepada Hudzaefah, “Apakah Umar mengetahui siapa pintu itu?” Hudzaefah menjawab, “Ya, seperti dia mengetahui setelah malam ada siang, saya menyampaikan hadits kepadanya bukan kebohongan.” Perawi dari Hudzaefah berkata, “Kami merasa segan untuk bertanya kepada Hudzaefah siapakah pintu itu? Lalu kami berkata kepada Masruq, ‘Tanyakanlah kepadanya.’ Lalu Masruq bertanya, dan Hudzaefah menjawab, ‘Umar’.” Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim.
Dalam riwayat Muslim, Hudzaefah berkata kepada Umar, “Sesungguhnya antara dirimu dengannya terdapat pintu yang tertutup yang hampir-hampir dipecahkan.” Umar berkata, “Dipecahkan, tidak ada bapak bagimu, mengapa tidak dibuka? Mungkin bisa diatasi.” Hudzaefah berkata, “Tidak, dipecahkan.” Hudzaefah berkata, “Aku juga telah menyampaikan kepada Umar bahwa pintu itu adalah seseorang yang dibunuh atau mati.” Diriwayatkan oleh Muslim.
⌣̊┈̥-̶̯͡♈̷̴┈̥-̶̯͡⌣̊
*Kholid Syamhudi*
Seri Pelajaran Iman kepada Hari Kiamat (SPIK). 1.
Kiamat adalah perkara ghaib, ilmu tentangnya hanya dimiliki oleh Allah dan tidak seorang makhluk pun yang diberitahu oleh-Nya. Walaupun demikian Allah memberikan tanda-tanda dan alamat-alamat yang menunjukkan bahwa ia telah dekat. Hal itu dijelaskan di dalam al-Qur’anul Karim dan hadits-hadits Nabi yang mulia. Supaya hati manusia merasakan, lalu dia takut dan berharap ketika dia melihat atau mendengar tentang peristiwa-peristiwa besar yang merupakan tanda-tanda Kiamat.
Para ulama membagi tanda-tanda dan alamat-alamat ini terbagi menjadi dua:
Tanda-tanda shugra atau kiamat kecil, yaitu tanda-tanda yang terjadi jauh sebelum Kiamat yang sebenarnya, tanda-tanda ini, sebagian sudah terjadi sebagian dalam proses terjadi seperti diangkatnya ilmu, merebaknya kebodohan, merajalelanya khamar, saling bersaing meninggikan bangunan, dan tanda-tanda yang lain.
Tanda-tanda kubra atau Kiamat Besar, yaitu tanda-tanda yang menunjukkan bahwa Kiamat sudah di ambang pintu.
SPIK 2
#Diutusnya Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam#
Muhammad shallallohu ‘alaihi wasallam telah memberitahukan bahwa diutusnya dirinya sebagai Rasul adalah tanda dekatnya Kiamat. Sebagai informasi tentang habis dan berakhirnya kehidupan dunia, Allah mengakhiri risalah langit dengan mengutus beliau sehingga tidak ada nabi sesudahnya.
Di dalam hadits Sahal bin Saad, dia berkata, Saya melihat Rasulullah mengangkat kedua jarinya, jari tengah dan telunjuk seraya bersabda, “Saya diutus sedangkan saya dengan Kiamat itu adalah seperti dua jari ini.” Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim.
Di dalam hadits Abu Hurairah bahwa Nabi bersabda, “Saya diutus sedangkan saya dengan hari Kiamat itu seperti ini.” Diriwayatkan oleh al-Bukhari.
Dari Anas bin Malik berkata, Rasulullah bersabda, “Saya diutus sedangkan saya dengan Kiamat itu seperti dua jari ini, seperti kelebihan yang satu di atas yang lain.” Dan beliau menggabungkan jari telunjuk dengan jari tengahnya. Diriwayatkan oleh al-Bukhari.
Jika keadaan dunia yang berumur panjang adalah demikian, lalu bagaimana dengan umur manusia yang terbatas? Kata dunia tidak lain menunjukkan penghabisannya yang dekat dan urusannya yang rendah. Tidak ada lain atas manusia kecuali mengontrol dirinya, tidak boleh terfitnah oleh indahnya dunia, tenggelam di dalam kenikmatannya dan melupakan hari Akhirat, tempat kekekalan, tempat kembali dan nikmat yang tiada akhir, hendaknya selalu mengingat firman Allah, “Padahal kenikmatan hidup di dunia ini dibandingkan dengan kehidupan Akhirat hanyalah sedikit.” (QS. At-Taubah: 38).
Imam al-Qurthubi berkata, “Nabi adalah tanda Kiamat yang pertama karena beliau adalah Nabi akhir zaman, beliau diutus dimana antara beliau dengan Kiamat tidak ada lagi nabi.”
SPIK 3-1
#Wafat Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam#
Sebagaimana Nabi telah memberitakan bahwa salah satu tanda Kiamat adalah diutusnya beliau sebagai nabi. Begitu pula beliau telah memberitakan bahwa salah satu tanda dekatnya Kiamat adalah kematian beliau.
Di dalam hadits shahih dari Auf bin Malik berkata, Saya datang kepada Nabi pada perang Tabuk, sementara Nabi sedang berada di tenda dari kulit, beliau bersabda, “Hitunglah enam perkara yang merupakan tanda Kiamat, kematianku… Diriwayatkan oleh al-Bukhari.
Kematian Nabi termasuk musibah terbesar yang menimpa kaum muslimin, dunia menjadi gelap di mata sahabat, keseimbangan menjadi goyah, sehingga sebagian dari mereka tidak mempercayai kematian beliau sampai Abu Bakar menenangkan mereka dengan keteguhannya dan ilmunya yang mumpuni.
Anas bin Malik, “Kota Madinah bercahaya pada hari kedatangan Rasulullah dan kota Madinah menjadi gelap gulita pada hari wafatnya Rasulullah, begitu tangan kami melepas Rasulullah dan menyelesaikan pemakamannya maka hati kami langsung mengingkari kami.” Diriwayatkan oleh al-Bukhari.
Fatimah berkata kepada Anas setelah pemakaman, “Apakah diri kalian rela menaburkan tanah di atas tubuh Rasulullah?” Diriwayatkan oleh al-Bukhari.
Dalam hadits shahih dari Anas berkata, Abu Bakar berkata kepada Umar bin al-Khatthab setelah kematian Rasulullah, “Marilah kita pergi mengunjungi Ummu Aiman, sebagaimana Nabi mengunjunginya.” Ketika keduanya tiba, Ummu Aiman menangis. Keduanya bertanya, “Apa yang membuatmu menangis? Apa yang ada di sisi Allah lebih baik bagi Rasulullah.” Ummu Aiman menjawab, “Saya menangis bukan karena saya tidak mengetahui bahwa apa yang berada di sisi Allah lebih baik bagi Rasulullah, akan tetapi karena wahyu telah terputus dari langit.” Ucapannya ini membuat keduanya menangis, lalu ketiga-tiganya menangis bersama.” Diriwayatkan oleh Muslim.
Tidak lama berselang, sebagian bangsa Arab murtad dari agama Islam. Inilah awal munculnya fitnah. Semoga Allah melindungi.
SPIK 3-2
Oleh karena itu al-Qurthubi dalam at-Tadzkirah berkata, “Perkara besar pertama yang menimpa Islam adalah kematian Nabi, kemudian kematian Umar sesudahnya.” Wallahu a’lam.
*Kholid Syamhudi*
KEADAAN KITA SETELAH KEMATIAN
Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah bersabda,
“Sesungguhnya apabila mayit telah dikuburkan, dia mendengar derap alas kaki orang yang mengantarkannya ketika kembali dari tempat pemakaman.
Jika dia seorang mukmin, maka ibadah shalat akan berada di kepalanya, puasa berada di samping kanannya, zakat di sebelah kirinya, sementara seluruh perbuatan baiknya seperti sedekah, silaturrahim, amalan yang ma’ruf dan perlakuan baiknya kepada manusia berada di kedua kakinya.
Lantas ia didatangi dari arah kepalanya, sehingga amalan shalat berkata, ‘Tidak ada tempat dari arahku (untuk mengganggu orang ini).’ Dia juga didatangi dari sebelah kanan sehingga amalan puasanya berkata, ‘Tidak ada tempat dari arahku (untuk mengganggu orang ini).’ Ia kembali didatangi dari arah kiri, sehingga amalan zakatnya berkata, ‘Tidak ada tempat dari arahku (untuk mengganggu orang ini).’ Kemudian ia didatangi dari arah kedua kakinya, sehingga segala perbuatan yang baik, seperti sedekah, silaturrahim amalan yang ma’ruf dan perlakuan kepada manusia berkata, ‘Tidak ada tempat dari arahku (untuk mengganggu orang ini).’
Kemudian dikatakan kepadanya, ‘Duduklah dengan tenang!’ Orang mukmin itu duduk dan ia diibaratkan seperti matahari yang tenggelam. Para malaikat bertanya kepadanya, ‘Apa yang telah kamu katakan tentang lelaki yang diutus kepada kalian (yang dimaksud adalah Nabi Muhammad)? apa yang engkau persaksikan atasnya? Orang mukmin itu menjawab, ‘Berilah aku kesempatan untuk mengerjakan shalat terlebih dahulu.’ Dikatakan kepadanya, ‘Engkau boleh mengerjakannya, tetapi jawablah terlebih dahulu pertanyaan yang kami ajukan kepadamu, ‘Apa pendapatmu tentang seorang lelaki yang berada di tengah-tengahmu, apa komentarmu? Apa yang engkau persaksikan atasnya?’
Orang mukmin itu menjawab, ‘Lelaki itu adalah Muhammad, aku bersaksi bahwa dia itu Rasulullah , dia telah datang kepada kami dengan membawa kebenaran dari sisi Allah.’
Dikatakan kepadanya, ‘Ya, kamu benar, kamu telah hidup berdasarkan keyakinan ini, meninggal dunia juga dengan keyakinan ini dan akan dibangkitkan berdasarkan keyakinan ini Insya Allah.’
Lantas dibukakan untuknya salah satu dari beberapa pintu surga, kemudian dikatakan kepadanya, ‘Inilah tempat tinggalmu dan segala isinya yang telah dipersiapkan Allah untukmu.’ Maka dia merasa lebih bahagia dan gembira. Selanjutnya dibukakan untuknya salah satu dari beberapa pintu neraka, sambil dikatakan, ‘Inilah tempat tinggalmu dengan segala isinya yang telah dipersiapkan Allah jika kamu berbuat maksiat kepadanya.’ Dia semakin merasa gembira dan bahagia (karena tidak termasuk golongan ahli maksiat).
Kemudian kuburannya dilapangkan sepanjang 70 hasta, diberikan lampu penerang dan jasadnya dikembalikan seperti semula, dan ruhnya diletakkan ke dalam burung yang bertengger di atas pohon dalam surga. Itulah yang dimaksud dengan firman Allah,
يُثَبِّتُ اللهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي اْلأَخِرَةِ
‘Allah meneguhkan iman orang-orang yang beriman dengan al qauluts tsabit (ucapan yang teguh) dalam kehidupan di dunia dan di akhirat.’ (Ibrahim: 27).
Namun apabila orang tersebut kafir, maka ia akan didatangi di kuburnya dari arah kepalanya dan ia tidak menemukan suatu kebaikan apapun (yang bisa melindunginya). Kemudian didatangi dari sebelah kanannya, dan ia tidak menemukan kebaikan apapun (yang bisa melindunginya). Lalu didatangi dari bagian kedua kakinya, ia juga tidak menemukan kebaikan apapun.
Lantas dikatakan kepadanya, ‘Duduklah,’ kemudian ia duduk dengan perasaan takut dan gelisah. Lalu ditanyakan kepadanya, ‘Apa yang dulu kamu katakan tentang laki-laki yang berada di tengah-tengah kalian?’
Ia tidak diberi petunjuk tentang nama lelaki itu (bahwa lelaki tersebut adalah Muhammad shallallohu ‘alaihi wasallam). Orang kafir itu menjawab, ‘Aku tidak tahu, memang aku dulu mendengar orang-orang telah mengatakan sesuatu, sehingga aku ikut-ikutan mengatakan apa yang mereka katakan.’
Lalu dikatakan kepadanya, ‘Berdasarkan ketidaktahuan (keraguan) inilah kamu telah menjalani hidup, dan berdasarkan (keraguan) inilah kamu mati, serta berdasarkan (keraguan) inilah kamu akan dibangkitkan (dari kubur) Insya Allah.’
Kemudian dibukakan untuknya salah satu pintu dari pintu-pintu neraka, dan dikatakan kepadanya, ‘Inilah tempat tinggalmu di neraka dengan segala isinya yang telah dipersiapkan Allah untukmu.’ Dan ia merasa lebih rugi dan menyesal. Kemudian dibukakan untuknya salah satu pintu dari pintu-pintu surga, dan dikatakan kepadanya, Inilah tempat tinggalmu di surga jika kamu taat kepada Allah.’ Maka ia menjadi semakin rugi dan menyesal (karena tidak termasuk ahli taat).
Kemudian disempitkan kuburannya hingga tulang-tulang rusuknya saling bertindih dan menjadi ringsek. Itulah kehidupan sempit sebagaimana yang dimaksud dalam firman Allah,
وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِى فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى
‘Dan barangsiapa berpaling dari peringatanku, maka sesungguhnya baginya kehidupan yang sempit.’ (Thaha: 124).” [ HR. Ibnu Hibban, 777]
Mari bersiap2 utk itu.
*Kholid Syamhudi*
Mutiara Hikmah pagi ini.
Imam Matharrif (seorang tabiin) Rahimahullah berkata :
"Enam sifat yang nampak pada seorang yang bodoh, yaitu:
1. Dia marah tanpa ada sebab,
2. berbicara pada sesuatu yang tidak bermanfaat,
3. memberi kepada yang tidak berhak,
4. menyebarkan keburukan,
5. percaya kepada setiap orang,
6. tidak bisa membedakan antara teman dan lawan".
[ al-Adab asy-Syar’iyah, 2/202]
Faedah.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda, “Pada zaman Bani Israil dahulu, hidup dua orang laki-laki yang berbeda karakternya. Yang satu suka berbuat dosa dan yang lainnya rajin beribadah. Setiap kali orang yang ahli ibadah ini melihat temannya berbuat dosa, ia menyarankan untuk berhenti dari perbuatan dosanya.
Suatu kali orang yang ahli ibadah berkata lagi, ‘Berhentilah dari berbuat dosa.’ Dia menjawab, ‘Jangan pedulikan aku, terserah Allah akan memperlakukan aku bagaimana. Memangnya engkau diutus Allah untuk mengawasi apa yang aku lakukan.’ Laki-laki ahli ibadah itu menimpali, ‘Demi Allah, dosamu tidak akan diampuni olehNya atau kamu tidak mungkin dimasukkan ke dalam surga Allah.’
Kemudian Allah mencabut nyawa kedua orang itu dan mengumpulkan keduanya di hadapan Allah Rabbul’Alamin. Allah berfirman kepada lelaki ahli ibadah, ‘Apakah kamu lebih mengetahui daripada Aku? Ataukah kamu dapat merubah apa yang telah berada dalam kekuasaan tanganKu.’ Kemudian kepada ahli maksiat Allah berfirman, ‘Masuklah kamu ke dalam surga berkat rahmatKu.’ Sementara kepada ahli ibadah dikatakan, ‘Masukkan orang ini ke. neraka’.”(HSR Ahmad dan Abu Dawud nDishahihkan al-albani dalam sunan abi dawud nmr 4901)
PELAJARAN YANG DAPAT DIPETIK:
1. Anjuran untuk senantiasa ber amar ma’ruf dan nahi munkar.
2. Hendaknya seseorang segera berhenti dari kemungkaran dan berlepas diri darinya saat diingatkan dan dilarang, dan hendaknya tidak meneruskan dosa itu dengan keras kepala dan sombong.
3. Larangan berputus asa dari ampunan Allah Yang Maha Penyayang.
4. Beratnya sangsi mengucapkan sesuatu atas nama Allah, tanpa didasari ilmu.
5. Luasnya rahmat Allah, Rabb seluruh alam.
6. Seseorang yang memastikan orang lain masuk surga atau neraka, berarti ia telah mengakui memiliki sifat ketuhanan.
7. Celaan kepada seseorang yang mengklaim dirinya sendiri sebagai hakim kebenaran.
⌣̊┈̥-̶̯͡♈̷̴┈̥-̶̯͡⌣̊
*Kholid Syamhudi*
Pendidikan Anak Usia Dini (PA 1)
Islam adalah agama yang sangat memperhatikan pendidikan anak. Salah satu bukti perhatian Islam terhadap anak adalah perintah Rasulullah kepada kaum muslimin agar memerintahkan anak-anak mereka untuk melaksanakan shalat. Beliau bersabda,
“Perintahkan anak-anak kalian agar melaksanakan shalat saat mereka berusia 7 tahun, dan pukullah mereka (bila mereka enggan) saat mereka telah berusia 10 tahun. Dan, pisahkanlah tempat tidur mereka.”(Diriwayatkan oleh Abu dawud dengan sanad yang hasan).Islam mengajarkan kepada pengikutnya agar mendidik anak-anak mereka beribadah kepada Rabbnya melalui shalat. Hal ini merupakan perhatian yang sangat mendasar, yaitu mentauhidkan Allah ta’ala. Bahkan, ia merupakan muara dari perhatian Islam terhadap pemeluknya. Berikut ini, contoh lain yang merupakan gambaran sederhana bahwa Islam sangat memperhatikan pendidikan anak.
Pendidikan Anak Usia Dini (PA 2 - Masa Mencari Pasangan)
Islam telah memperhatikan pendidikan anak sebelum keberadaannya di dunia ini, yaitu Islam memberikan rambu-rambu dalam memilih lahan yang baik untuk menanam benih, Islam memberikan arahan untuk memilih seorang istri yang baik agamanya tanpa menafikan harta, kedudukan, dan kecantikan. Islam menganjurkan ummatnya agar lebih memprioritaskan calon pasangan hidup yang baik agamanya. Bahkan, memberikan jaminan keberuntungan bagi orang yang benar-benar memprioritaskan pilihannya tersebut. Rasulullah bersabda,
“Dapatkan wanita yang beragama, (jika tidak) niscaya engkau merugi” (HR.al-Bukhari dan Muslim)
Begitu pula dengan wanita, hendaknya memilih suami yang sepadan. Mendahulukan laki-laki yang bagus agamanya dan berakhlak. Rasulullah memberikan pengarahan kepada para wali dengan bersabda,
“Bila datang kepadamu orang yang kamu sukai agama dan akhlaknya (untuk melamar anakmu), maka kawinkanlah. Jika tidak kamu lakukan, niscaya terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang besar” (HR. at-Tirmidzi)
Demikian pula Islam memberikan petunjuk saat pasangan suami istri melakukan hubungan intim.
Hendaknya seorang suami menyebut nama Allah dan berdoa, mohon perlindungan dari ulah setan. Dan, bahkan memberikan jaminan keamanan bagi anak yang dihasilkan dari hubungan tersebut bila Allah menakdirkan. Beliau bersada,
“Jika seseorang di antara kamu hendak menggauli istrinya, membaca,
بِسْمِ اللهِ اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا
“Dengan nama Allah. Ya Allah, jauhkanlah kami dari setan dan jauhkanlah setan dari apa yang Engkau karuniakan kepada kami”. Maka andaikata ditakdirkan keduanya mempunyai anak, niscaya tidak ada syaitan yang dapat mencelakakannya.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Pendidikan Anak Usia Dini (PA 3 - Masa Dalam Kandungan)
Islam memperbolehkan ibu hamil tidak berpuasa pada bulan Ramadhan demi janin yang dikandungnya.
Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Allah membebaskan separuh shalat bagi orang yang bepergian, dan (membebaskan) puasa bagi orang yang bepergian, wanita menyusui dan wanita hamil” (HR. Abu Dawud)
Masa Pasca Kelahiran
Islam memberikan petunjuk tentang apa yang hendaknya dilakukan setelah bayi terlahir di antaranya adalah:
1. Menyampaikan kabar gembira dan ucapan selamat atas kelahiran.
2. Mentahnik anak (mengunyahkan kurma ke mulut bayi yang baru lahir)
3. Memberi nama yang baik.
4. Mengaqiqahkan.
5. Mencukur rambutnya, ditimbang dan bersedekah seberat timbangannya yang senilai dengan harga perak.
6. Khitan.
Pendidikan Anak Usia Dini (PA 4 - Masa anak-anak)
Periode usia dini dalam kehidupan anak merupakan periode yang amat kritis dan paling penting. Periode ini mempunyai pengaruh yang sangat mendalam dalam pembentukan pribadinya. Apapun yang terekam dalam benak anak, akan tampak pengaruh-pengaruhnya dengan nyata pada kepribadiannya ketika dewasa.
Karena itu, Islam -agama yang mulia ini- memberikan perhatian kepada mereka, di antaranya;
1. Menganjurkan kepada para orangtua/pendidik agar memberikan kasih sayang yang cukup pada anak-anak.
Abu Hurairah memberitakan bahwa al-Aqra’ bin Habis pernah melihat Rasulullah mencium al-Hasan, lalu ia mengatakan, sungguh aku mempunyai 10 anak, aku tak pernah mencium seorang anak pun di antara mereka. Mendengar hal itu beliau kemudian bersabda,
إِنَّهُ مَنْ لاَ يَرْحَمْ لاَ يُرْحَمْ
“Sungguh barangsiapa yang tidak menyayangi, niscaya ia tak akan disayangi” (HR. Muslim, no. 6170)
Bahkan, beliau menegaskan,
لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يُوَقِّرْ كَبِيرَنَا، وَيَرْحَمْ صَغِيرَنَا
“Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak menghormati orang tua dan tidak menyayangi anak-anak kecil di kalangan kami” (HR. Ahmad, no. 6937 )a
2. Menganjurkan kepada orangtua dan para pendidik agar mengajari mereka adab yang baik.
Nabi kita yang mulia Muhammad beliau mengajarkan adab yang baik kepada si kecil Umar bin Abi Salamah. Umar menceritakan masa kecilnya seraya mengatakan, “Tatkala aku dalam asuhan Rasulullah (saat makan) tanganku kesana kemari di nampan. Lalu, beliau mengatakan kepadaku,
يَا غُلاَمُ سَمِّ اللَّهَ وَكُلْ بِيَمِينِكَ وَكُلْ مِمَّا يَلِيكَ
“Wahai anak kecil, ucapkanlah bismillah terlebih dahulu, makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah yang berada di dekatmu terlebih dahulu’” (HR. Muslim, no. 5388 ).
Demikian contoh pengajaran Islam yang terkait dengan anak. Masih banyak adab-adab yang lain, seperti mengajari kalimat-kalimat yang baik, mengucap alhamdulillah saat bersin, melatih mengucapkan salam dan menjawabnya bila ada orang yang memberi salam kepadanya, mengenakan pakaian dimulai dari bagian kanan, demikian pula saat mengenakan sandal atau sepatu, menahan mulut dan menutupnya jika menguap, dan jangan sampai bersuara. dll
3. Menganjurkan kepada orangtua/pendidik agar mengajari anak-anak aqidah yang benar.
Ibnu Abbas pernah bercerita tentang masa kecilnya, ia menuturkan; “Aku pernah berada di belakang Nabi (maksudnya: membonceng –ed), (tiba-tiba) beliau mengatakan, “Wahai anak kecil, jagalah Allah, niscaya Allah menjagamu. Jagalah Allah, niscaya engkau mendapati-Nya di hadapanmu. Jika engkau minta, mintalah kepada Allah. Jika engkau minta pertolongan, mintalah pertolongan kepada Allah” (HR. at-Tirmidzi, ia mengatakan, “hasan shahih“)
4. Menganjurkan orangtua/pendidik agar mendidik anak-anak supaya berbakti kepada kedua orangtua sepanjang hidupnya baik selagi orangtua masih hidup maupun telah meninggal dunia.
Allah berfirman, artinya, “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu” (QS. Luqman: 14)
Allahu a’lam
⌣̊┈̥-̶̯͡♈̷̴┈̥-̶̯͡⌣̊
Pembangunan Ponpes ibnu Abbas, Sragen info www.binabbas.org/donasi
-------------------------------
*Kholid Syamhudi*
Adanya fenomena negatif yang telah menghinggapi dan menyelimuti kaum wanita (remaja maupun dewasa), maka menjadi kewajiban orang-orang yang memegang kendali perwalian (wilayah) untuk memperhatikan mereka dengan sebaik-baiknya. Memberinya pendidikan dan pembinaan, serta membentengi mereka dari segala pengaruh yang merusak.
Terutama pada masa belakangan ini yang sarat dengan gelombang fitnah dan godaan yang menyergap dari segala penjuru. Para wali itulah yang memikul tanggung jawab yang besar ketika anak perempuan, istri maupun wanita-wanita yang menjadi tanggung jawabnya melakukan tindak penyelewengan.
Secara khusus, kebanyakan saluran informasi (media massa) yang beraneka-ragam bentuknya merupakan bagian dari panah beracun yang dibidikkan para musuh Islam untuk mengobrak-abrik para pembina generasi Islam dan pencetak ksatria masa depan (kaum muslimah). Setidaknya, para musuh Islam telah berhasil merealisasikan tujuannya saat para wali kaum muslimah kurang semangat dalam memikul tanggung jawab dan menyia-nyiakan amanah yang luar biasa besarnya itu, kecuali orang-orang yang dirahmati oleh Allâh.
Allâh Ta'âla berfirman:
"Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita…."
(Qs an-Nisâ‘/4:34)
إِنَّ الرِّ جَالَ النَّاظِرِيْنَ إِلَـى النِّسَاءِ
مِثْلُ السِبَاعِ تَطُوْفُ بِاللَّحْمَانِ
إِنْ لَـمْ تَصُنْ تِلْكَ اللُّحُوْمَ أُسُوْدُهَا
أُكِلَتْ بِلاَ عِوَضٍ وَ لاَ أَثْـمَانِ
Sungguh, para lelaki yang melihat kaum wanita,
bak serigala-serigala yang mengitari setumpuk daging.
Jika singa-singa tidak menjaga daging-daging itu,
niscaya akan disantap tanpa timbalbalik maupun harga
Melihat adanya sejumlah orang yang mengadopsi dan mempropagandakan pemikiran liberalisme di tengah masyarakat muslim, dan lantaran muatan negatifnya dalam bentuk penentangan kepada Allâh dan Rasul-Nya.
*Kholid Syamhudi*
KAUM WANITA MESTI BELAJAR AGAMA
Usaha perlawanan terhadap gerakan-gerakan yang membahayakan keutuhan umat wajib ditempuh, terutama oleh kaum wanita itu sendiri. Faktor terpenting yang telah menyeret wanita sehingga mengikuti budaya-budaya yang tidak bermoral, ialah karena unsur jahâlah (ketidaktahuan) terhadap agamanya.
Kebaikan yang sebenarnya bagi kaum wanita, ialah munculnya motivasi dari diri mereka untuk mempelajari hukum-hukum agama, serta kewajiban-kewajiban yang wajib mereka pikul, supaya diri mereka suci dan terjaga dari moral rendah ataupun sumber-sumber kenistaan.
Rasûlullâh shallallâhu 'alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِـيْ الدِّيْنِ
"Barang siapa dikehendaki kebaikan oleh Allâh padanya,
niscaya Dia akan mencerdaskannya dalam masalah agama."
(HR al-Bukhari dan Muslim)
Secara historis, konsistensi kaum muslimah dengan aturan-aturan Allâh Ta'âla dan nilai-nilai Islam dan moralitasnya merupakan jalan terbaik, dan sarana paling penting untuk memberdayakan kaum wanita dalam pembentukan keluarga, perbaikan dan pengokohan peradaban umat manusia.
*Kholid Syamhudi*
#Ketika Busana Muslimah Dicampakkan#
Dewasa ini muncul busana muslimah dengan beragam corak dan mode. Bahkan terpajang di outlet-outlet penjualan yang biasanya dipenuhi baju-baju pengumbar aurat. Namun, kebanyakan busana-busana muslimah tersebut masih mempertontonkan lekuk tubuh, sempit, lagi ketat. Demikian pula aneka jilbab gaul dengan desain seperti topi yang hanya menutupi rambut belaka.
Di sisi lain, busana muslimah hanya dipakai dalam acara-acara tertentu atau kegiatan keagamaan. Misalnya hanya ketika shalat, seorang wanita muslimah berusaha menutupi tubuhnya dari atas sampai bawah sehingga rambut dan kaki tidak terlihat. Namun, begitu salam telah diucapkan, maka keadaannya akan kembali seperti semula.
Mereka keluar rumah dengan mengenakan baju yang mereka sangka telah berdasarkan aturan Islam, akan tetapi kenyataannya tidak memenuhi syarat untuk menutupi aurat. Sehingga masuklah mereka ke dalam kategori “berbusana tetapi telanjang”. Seolah-olah menutup aurat hanya wajib ketika shalat semata atau sekedar kulit tidak terlihat lagi oleh mata lelaki lain. Wa ilallâhil musytaka (kepada Allâh Ta'âla lah tempat pengaduan).
إِذَا الْـمَرْأُ لَـمْ يَلْبِسْ لِبَاسًا مِنَ التُّقَى
تَقَلَّبَ عُرْيَانًا وَإِنْ كَانَ كَاسِيًا
وَ خَيْرُ لِبَاسِ الْـمَرْءِ طَاعَةُ رَبِّهِ
وَ لاَ خَيْرَ فِـيْمَنْ كَانَ عَاصِيًا
Apabila seseorang tidak mengenakan baju ketakwaan,
ia menjelma menjadi manusia telanjang kendati tubuhnya tertutupi.
Sebaik-baik pakaian adalah ketaatan kepada Rabbnya,
tiada kebaikan bagi orang yg bermaksiat
#RAHMAT ISLAM BAGI KAUM WANITA#
Kandungan ajaran Islam, secara khusus sangat memuliakan derajat kaum wanita setelah pada zaman jahiliyah berada dalam level yang sangat rendah dan hak-haknya terinjak-injak. Islam menetapkan aturan-aturan bagi dua jenis manusia, lelaki dan wanita sesuai dengan kodratnya. Islam juga menyamakan kedudukan lelaki dan wanita dalam persoalan-persoalan tertentu, dengan berkaca pada hikmah Allâh Ta’ala.
Aspek-aspek perbedaan antara keduanya pun diakomodasi dengan sebaik-baiknya, sehingga tidak ada yang merasa dirugikan. Konsistensi kaum muslimah dalam menjalankan syariat Allâh, adab-adab Islam dan moralitasnya, itulah metode paling utama dan sarana terpenting bagi pemberdayaan kaum wanita dalam pembangunan umat dan kemajuan peradaban. Hal ini telah dibuktikan oleh sejarah, sehingga semestinya memperoleh dukungan dan penghargaan dari seluruh umat Islam.
SLOGAN-SLOGAN MENYESATKAN BAGI KAUM MUSLIMAH
Para musuh Islam sangat berkepentingan terhadap penyelewengan kaum muslimah. Pasalnya, mereka mengetahui benar posisi strategis seorang wanita muslimah dalam pembinaan dan pembentukan generasi Islam yang kuat.
Melalui corong-corong (media massa) yang ada di negeri-negeri muslim, para musuh Islam itu melontarkan slogan-slogan yang bombastis, dalam rangka mengenyahkan kaum muslimah dari kesucian, benteng kehormatan dan peran penting pembinaan umat.
Dengan mengatas namakan tahrîrulmar‘ah (kebebasan bagi kaum Hawa), arraghbah filistifâdah min thâqatil mar‘ah (pemberdayaan kaum wanita), inshâfulmar‘ah (keadilan bagi kaum wanita/emansipasi) dan slogan-slogan yang berdalih modernisasi, para musuh Islam dan antek-anteknya mencoba memperdaya kaum muslimah.
Slogan-slogan dan propaganda-propaganda ini diarahkan kepada satu tujuan. Yakni menyeret kaum wanita Islam keluar dari manhaj syar’i, dan menyodorkannya kepada ancaman eksploitasi aurat, kenistaan, kehinaan dan fitnah. Sebagian dari kalangan muslimah ada yang bertekuk lutut menghadapi propaganda yang tampaknya baik, yakni untuk mengentaskannya dari “penderitaan”. Demikian yang dipersepsikan oleh kaum propagandis, baik dari kalangan sekularis maupun liberalis.
Orang-orang semacam ini, yang menjauhi syariat Allâh terancam dengan kehidupan yang sempit lagi menyesakkan.
Allâh Ta'âla berfirman:
Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku,
maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit,
dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.
(Qs Thâhâ/20:124)
TRAGEDI PELUCUTAN DAN PEMBAKARAN BUSANA MUSLIMAH#
Gerakan “pembebasan” wanita sering unjuk gigi menggalang dukungan untuk menjauhkan kaum muslimah dari jati dirinya yang terhormat. Mereka melakukan demonstrasi dan menolak aturan yang menjaga kehormatan wanita. Hal itu bukan baru muncul belakangan ini, tetapi benih-benihnya sudah ada sejak tahun 1919 M.
Pada waktu itu muncul demonstrasi kaum muslimah di Mesir tanggal 12 Maret 1919 di bawah komando Huda Sya’rawi untuk bersama-sama melepaskan hijab (pakaian muslimah yang sempurna). Ia adalah wanita Arab pertama yang melepaskan hijab. Selanjutnya, ia diikuti oleh istri Sa’ad Zaghlul. Wanita ini bersama wanita-wanita yang sudah terperdaya melepaskan hijab dan menginjak-injaknya. Dan kisah ini berakhir dengan pembakaran baju-baju yang menjadi identitas kaum muslimah tersebut.
Kebebasan yang mereka tuju, sebenarnya malah menjerumuskan mereka dalam kenistaan. Pasalnya, tindakan tersebut merupakan awal tercampaknya kehormatan dan keutamaan mereka.
#PERLAKUAN ISLAM DAN MUSUH ISLAM TERHADAP MUSLIMAH#
Allâh Ta'âla menciptakan wanita sebagai sumber ketenangan bagi lelaki dan menjadikannya sebagai tempat penyemaian benih. Seorang wanita juga bertanggung-jawab atas rumah suaminya. Allâh Ta'âla mentakdirkannya untuk mengandung dan bertugas mendidik anak-anak. Lantaran sedemikian besar dan berat tanggung jawab tersebut, maka Allâh Ta'âla memberikan tanggung jawab kepada kaum lelaki untuk memimpin dan membimbing wanita.
Sementara itu, kaum kuffar Jahiliyyah sangat membenci keberadaan wanita di tengah mereka. Bahkan ketika seorang anak perempuan lahir, tindakan yang mereka ambil, ialah membunuh dengan cara sadis atau menguburkannya hidup-hidup. Atau membiarkannya dalam keadaan nista. Pada masa itu, wanita pun tidak mempunyai hak waris, pendapatnya tidak pernah diperhatikan. Adapun seorang lelaki, ia boleh menikahi wanita manapun yang diinginkannya. Dia pun bebas untuk menyatukan banyak wanita di pelukannya, dan bahkan bebas untuk berbuat tidak adil kepada istri-istrinya.
Kemudian Islam datang untuk menyelamatkan kaum wanita dari kezhaliman masa Jahiliyah dan memberinya hak waris. Lelaki hanya boleh menikahi sampai empat wanita saja, dengan syarat sanggup berbuat adil kepada istri-istrinya. Jika tidak mampu, maka hanya boleh menikahi satu wanita saja.
Pandangan kaum kuffar zaman ini terhadap wanita sama saja dengan masa lampau. Mereka ingin agar kaum wanita menangani pekerjaan-pekerjaan kaum lelaki yang di luar kodratnya, supaya kaum wanita terlepas dari kemuliaan, kehormatannya, dan tampil menarik di hadapan para lelaki. Hingga dapat dimanfaatkan dengan harga murah dan mudah selama masih mempunyai daya tarik. Sebaliknya, jika sudah surut pesonanya, maka ia pun dipinggirkan.
#BERBUSANA MUSLIMAH HUKUMNYA WAJIB#
Persoalan hijab (busana muslimah yang sempurna) tidak membutuhkan ijtihad seorang ulama. Sebab dasar perintahnya sangat jelas terdapat dalam Al-Qur‘ân. Allâh Ta'âla berfirman :
Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu,
anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin
agar hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.
Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal,
karena itu mereka tidak diganggu.
Dan Allâh adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(Qs al-Ahzâb/33:59)
Ibnu Katsir rahimahullâh berkata:
"Allâh berfirman untuk memerintahkan Rasul-Nya supaya menitahkan kaum muslimah mukminah secara khusus kepada istri-istri dan putri-putri beliau untuk mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Supaya dapat dibedakan dengan wanita-wanita jahiliyyah dan ciri khas budak-budak wanita. Yang
dimaksud dengan jilbab, yaitu kain yang berada di atas khimâr (penutup kepala)."
Syaikh as-Sa’di rahimahullâh mengatakan:
"Inilah ayat yang disebut sebagai ayat hijaab. Allâh memerintahkan Nabi-Nya supaya meminta kaum wanita (muslimah) secara umum, dan Allâh memulainya dengan penyebutan istri-istri dan putri-putri beliau. Karena mereka merupakan pihak yang paling dituntut (untuk melaksanakannya) dibandingkan wanita lainnya. Orang yang akan memerintahkan orang (wanita) lain, seyogyanya mengawalinya dari keluarganya sebelum orang lain.
Allâh Ta'âla berfirman:'Hai orang-orang yang beriman,
peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…'
(Qs at-Tahrîm/66:6)
Artinya, di sini mereka diminta untuk menutupi wajah-wajah, leher-leher dan dada-dada mereka. Kemudian Allâh memberitahukan hikmah yang terkandung di balik aturan ini. Yakni "Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu". Ini menunjukkan, munculnya gangguan itu terjadi ketika kaum wanita tidak mengenakan hijab.