Monday, August 20, 2012

Harta Barokah?

*Kholid Syamhudi*

Tidak dipungkiri lagi semua orang menginginkan harta yang penuh berkah, namun banyak yang tidak mengerti apakah itu keberkahan.
Ar-Raaghib al-Ashfahani menjelaskan pengertian baraokah :
" البركة هي ثبوت الخير الألهي في الشيء " .
Barokah adalah adanya kebaikan ilahi dalam sesuatu. Allah berfirman: (Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi). Dinamakan demikian karena adanya kebaikan padanya seperti adanya air dalam kolam. Dan al-Mubaarak adalah yang berisi kebaikan tersebut. (Mufradaat 1/83).
Sedangkan ibnu al-Qayyim menjelaskan : البركة حقيقتها الثبوت واللزوم والاستقرار (hakekat barokah adalah ada, kokoh dan terus menerus) (Jalaa’ al-Afhaam 347).
Beliau juga menyatakan ketika menjelaskan pengertian barokah dalam shalawat Nabi :
" فهذا الدعاء يتضمن إعطاءه من الخير ما أعطاه لآل إبراهيم وإدامته وثبوته له ، ومضاعفته له وزيادته ، هذا حقيقة البركة"
Doa ini berisi pemberian Allah dari kebaikan seperti yang diberikan kepada keluarga Ibrohim dan kelanggengan, adanya dan pelipat gandaan serta pertambahannya. Inilah hakekat barokah. (Jalaa’ al-Afhaam 354)
Keberkahan dapat disimpulkan adalah ada dan lenggengnya kebaikan atau banyak dan bertambahnya kebaikan atau kedua-duanya. ( attabarruk, Anwa’uhu wa Ahkaamuhu, Al-Judaiyi’ 37-38).
Dengan demikian harta yang barokah adalah harta yang banyak dan terus berkembang serta membawa pemiliknya menjadi hamba Allah yang bertakwa.
                ⌣̊┈̥-̶̯͡♈̷̴┈̥-̶̯͡⌣̊

Mengapa Mencari Barokah?

Jawabnya karena:
1. Pengertian barokah sebagai kebaikan ilahi yang ada pada sesuatu dengan adanya perkembangan dan pertambahan. Apabila keberkahan ada pada sesuatu, maka jangan tanya kemanfaatan, banyak dan kelanggengannya. Bahkan tidak ada nilainya usaha yang hilang barokahnya dan waktu yang tidak berkah. Apa faedahnya banyak istri tidak ada barokahnya, banyak anak tidak ada barokahnya atau banyak kerjaan tidak ada berkahnya.
2. Allah telah menganugerahkan keberkahan kepada makhlukNya. Hal ini menunjukkan agungnya keutamaan barakah dan banyaknya faedah serta kemanfaatannya. Lihatlah Allah berfirman:
Difirmankan: "Hai Nuh, turunlah dengan selamat sejahtera dan penuh keberkatan dari Kami atasmu dan atas umat-umat (yang mukmin) dari orang-orang yang bersamamu. dan ada (pula) umat-umat yang Kami beri kesenangan pada mereka (dalam kehidupan dunia), kemudian mereka akan ditimpa azab yang pedih dari kami." (Huud :48).
3. Nabi dan orang shalih memohon kepada Allah keberkahan dan mereka tidak memintanya kecuali karena manfaatnya besar sekali.
Imam al-bukhori meriwayatkan dalam kitab shahihnya dari hadits Ibnu Abbas bahwa nabi Ibrohim ketika mengunjungi ismail dan tidak menemukannya dan hanya menemukan istrinya saja. Maka beliau bertanya: Apa makanan kalian? Dan apa minuman kalian? Istri ismail menjawab: Makanan kami adalah daging dan minuman kami adalah air. Maka beliau berdoa:
اللهم بارك لهم في طعامهم ، وشرابهم
Ya Allah berkahilah mereka dalam makanan dan minuman mereka.
Lalu Rasulullah bersabda:
بركة بدعوة إبراهيم
Diberkahi dengan sebab doa Nabi Ibrohim. (no.3365).
4. Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan kita untuk memohon kepada Allah keberkahan dalam doa-doa kita dan bersemangat menggapai sesuatu yang barokah. Sebagaimana diajarkan beliau dalam hadits Hasan bin Ali:
علمني رسول الله r كلمات أقولهن في الوتر : {اللَّهُمَّ اهْدِنِي فِيمَنْ هَدَيْتَ،وَعَافِنِي فِيمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلَّنِي فِيمَنْ تَوَلَّيْتَ، وَبَارِكْ لِي فِيمَا أَعْطَيْتَ،وَقِنِي شَرَّ مَا قَضَيْتَ، فَإِنَّكَ تَقْضِي ولاَ يُقْضَى عَلَيْكَ، وَإِنَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ،تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ }
Rasulullah mengajariku doa yang aku ucapkan dalam witir:
اللَّهُمَّ اهْدِنِي فِيمَنْ هَدَيْتَ،وَعَافِنِي فِيمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلَّنِي فِيمَنْ تَوَلَّيْتَ، وَبَارِكْ لِي فِيمَا أَعْطَيْتَ،وَقِنِي شَرَّ مَا قَضَيْتَ، فَإِنَّكَ تَقْضِي ولاَ يُقْضَى عَلَيْكَ، وَإِنَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ،تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ
(HSR at-Tirmidzi 1/144 no. 411 dan dishahihkan al-Albani dalam shahih sunan at-Tirmidzi).
Demikian juga memberitahukan kita sesuatu yang diberkati, seperti dalam sabda beliau:
{اتَّخِذِوا الغَنَم فَإِنَّ فِيهَا بَرَكَةً }
Ambilah kambing karena padanya ada barokah. (HSR Ahmad no. 27381 dengan sanad yang shahih).
                    ⌣̊┈̥-̶̯͡♈̷̴┈̥-̶̯͡⌣̊
Banyak = Barokah?
Jumlah banyak tidak menunjukkan terbaik; bahkan kebaikan ada pada harta barokah walaupun sedikit. Sesuatu yang barokah yang kecil dalam pandangan manusia lebih utama dari yang banyak dalam pandangan mata apabila tidak barokah. Walau tidak dipungkiri jumlah yang banyak menakjubkan namun kedua hal ini tidak sama, seperti difirmankan Allah:
Katakanlah: "tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, Maka bertakwalah kepada Allah Hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan." (al-Maaidah: 100)
Inilah hakekat yang tidak diketahui dan bermanfaat kecuali pemilik ilmu manfaat dan keyakinan yang kokoh. Sebab keberkahan dalam waktu adalah banyaknya amalan shalih yang dikerjakan. Keberkahan dalam ilmu adalah pengamalan dan manfaatnya yang menyeluruh. Keberkahan dalam harta adalah kecukupan dan sikap qana’ah padanya. Keberkahan pada kesehatan adalah kesempuranaan dan keselamatannya. Keberkahan pada anak-anak adalah pada keshalihan dan bakti mereka. Keberkahan pada istri adalah keshalihan dan patuhnya kepada suami serta pembinaannya kepada anak-anak, bagusnya pergaulan dan pengaturan rumah tangga.
Imam Ibnu al-Qayyim menjelaskan seputar barokah ini:
Dahulu bijian dari gandum dan selainnya lebih besar dari yang ada di hari ini, sebagaimana barokah waktu itu lebih besar. Ahmad bin hambal meriwayatkan dengan sanadnya bahwa beliau mendapati di gudang sebagian bani Umayyah kantong berisi gandum besarnya seperti biji kurma tertulis dalam kantong tersebut : Inilah dulu yang tumbuh di hari-hari keadilan.  (zaad al-Ma’aad 4/333).  Oleh karena itu beliau berkata:
Setiap waktu berisi kemaksiatan atau harta yang digunakan utk maksiat atau kedudukan atau ilmu atau amalan bermaksidat kepada Allah maka menjadi bencana bagi pelakunya dan bukan maslahat. Karena tidak lah ia mendapatkan barokah pada umur, harta, kekuatan, kedudukan, ilmu dan amalannya kecuali dalam ketaatan kepada Allah. Oleh karena itu sebagian orang yang hidup di dunia ini seratus tahun atau sekitarnya dan (sebenarnya) umurnya tidak lebih dari dua puluh tahun atau sekitarnya. Sebagaimana sebagian mereka yang memiliki banyak sekali harta emas dan perak dan hartanya pada hakekatnya tidak lebih dari seribu dirham atau sekitarnya. Demikian juga kedudukan dan ilmu. Dalam sunan at-Tirmidzi Rasulullah bersadab: Ketahuilah sungguh dunia ini terlaknat dan terlaknat isinya kecuali dzikir kepada Allah dan alim atau muta’alim. (al-Jawab al-Kafi 75-76)
Hakim bin Hizam berkata:
Aku bertanya kepada Rasulullah lalu beliau memberi kemudian aku meminta lagi lalu beliau memberi kemudian aku meminta lagi dan beliau memberi. Kemudian bersabda: Wahai Hakim sesungguhnya harta ini indah dan manis maka siapa yang mengambilnya dengan kelonggaran hati maka diberkati dan siapa yang mengambilnya dengan ambisius maka tidak diberkati seperti orang yang makan dan tidak kenyang-kenyang. (muttafaqun ‘Alaihi).
Hakim bin Hizam berkata:
Aku bertanya kepada Rasulullah lalu beliau memberi kemudian aku meminta lagi lalu beliau memberi kemudian aku meminta lagi dan beliau memberi. Kemudian bersabda: Wahai Hakim sesungguhnya harta ini indah dan manis maka siapa yang mengambilnya dengan kelonggaran hati maka diberkati dan siapa yang mengambilnya dengan ambisius maka tidak diberkati seperti orang yang makan dan tidak kenyang-kenyang. (muttafaqun ‘Alaihi).
Ibnu Hajar berkata:
Berisi perumpamaan pada sesuatu yang sulit difahami akal pada pendengar; karena umumnya orang tidak mengetahui barokah kecuali disesuatu yang banyak. Maka beliau menjelaskan dengan perumpamaan tadi bahwa barokah adalah ciptaan Allah dan memberikan permilasalan yang sudah biasa ada pada mereka. Orang yang makan hanyalah makan untuk kenyang, apabila ia makan dan tidak kenyang-kenyang maka itu beban kesulitan padanya tanpa faedah. Demikian juga harta tidaklah faedahnya ada pada dzatnya namun ada pada manfaat yang didapatkan darinya. Apabila seorang memiliki banyak harta tanpa mengambil manfaatnya maka keberadaannya seperti tidak ada. (Fathul Baari 3/337).
Pernyataan beliau ini dikuatkan dengan kisah Anas bin Malik yang didoakan memiliki banyak ana dan harta ditambah dengan keberkahannya. End.
Tanggapan atas tanggapan
Ada banyak pertanyaan dan ketidakfahaman ttg banyak tdk sama dgn barokah. Keberkahan memiliki unsur mudah, banyak, berkembang dan membawa pemiliknya kepada ketakwaan. Sehingga klo hanya banyak saja tidak mesti barookah. Sehingga tinjauannya keberkahan tdk hanya banyak saja. Sedikit bila membawa pemiliknya tambah takwa, berkembang dan mudah bisa jadi lbh berkah daripada banyak. Coba baca ulang kembali postingan ana ttg pengertian berkah dan banyak tdk mesti berkah. Qarun memiliki harta yg banyak ternyata tidak barokah bahkan menyebabkannya sombong dan akhirnya hancur.
Coba difahami banyak tdk mesti barokah tapi bisa jadi barokah ada pada yg lbh sedikit namun membuat pelakunya tambah iman dan takwanya. Walaupun banyak menjadi salah satu ciri keberkahan. sehingga jelas postingan saya tidak bertentangan sebab saya nukil hal2 tsbt dari penyataan para ulama.
Semoga dapat difahami.
Kholid syamhudi
Ponpes ibnu Abbas, masaran sragen, jawa tengah.

No comments:

Post a Comment