Wednesday, April 3, 2013

Hati-hati Dalam Sebuah Perkara

*Rita Soebagyo*

Hati-hati dalam Sebuah Perkara

Sering kita menerima pesan terkait doa Malaikat Jibril  yang menjadi dasar timbulnya tradisi saling meminta maaf diantara ummat Islam menjelang Ramadhan

Do’a Malaikat Jibril itu adalah sbb:

Doa malaikat Jibril menjelang Ramadhan,"YA ALLAH TOLONG ABAIKAN PUASA UMAT MUHAMMAD",Apabila sebelum memasuki bulan Ramadhan dia belum :1. Memohon maaf kepada kedua orang tua (jika masih ada).2. Berma'afan antara suami istri.3. Berma'afan dengan orang-orang di sekitarnya.Dan Rasulullah mengamini sebanyak 3x.

Hadist ini mengandung konsekuensi  yang cukup berat terkait Shaum Ramadhan yang tidak akan diterima jika tidak melakukan 3 perkara diatas.. Namun Hadist seperti diatas setelah diteliti para ulama ahli hadist ternyata  tidak ada dalam kitab-kitab hadist. Dengan kata lain Hadist itu adalah palsu.

Adapun hadist yang mirip seperti itu dan shohih adalah hadist imam Bukhori dalam kitabnya adab mufrad dari Jabir bin Abdillah :
(bersambung)

Artinya : "Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam naik ke atas mimbar kemudian pada langkah pertama mengatakan : "amien", pada langkah kedua mengatakan :"amien" sampai pada langkah ketiga mengatakan : "amien".Para sahabat bertanya."Kenapa engkau berkata amin, amin, amin, sedangkan kami tidak melihat seorangpun wahai Rasulullah?" Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:"Telah datang malaikat Jibril yang naik mimbar didepanku dan berkata : wahai muhammad. aku berkata : labbaika wasa'daik. dan ia berkata : Celaka seseorang yang mendapatkan kedua orang tuanya atau salah seorang dari keduanya masih hidup tetapi itu tidak memasukkan dia ke syurga dan katakanlah amin! maka kukatakan, ‘Amin’ ".Kemudian pada langkah kedua Jibril berkata lagi. Celaka seseorang yang masuk bulan Ramadhan, puasa pada siangnya dan sholat pada malamnya kemudian meninggal tidak diampuni dosanya dan masuk neraka dan katakanlah amin!’, maka aku berkata : ‘Amin’.Kemudian pada langkah ketiga Jibril berkata lagi.’Hai Muhammad celaka seseorang yang jika disebut nama engkau namun dia tidak bershalawat kepadamu dan katakanlah amin!’ maka kukatakan, ‘Amin’." (HR Bukhori).

Hadist Palsu memiliki konsekuensi berat baik bagi pembuatnya maupun yang mengikutinya. Rasulullah sendiri sudah mengingatkan tentang perkara Hadist Palsu ini.
Dan riwayat Ibnu Majah dari jalur Syarik, dari Manshur, beliau  bersabda( اَلْكَذِبُ عَلَيَّ يُوْلِجُ –أَيْ يُدْخِلُ- النَّارَ. ))
“Berdusta atas namaku akan memasukkan seseorang ke dalam api Neraka.”.

Maka berhati2lah thadap sebuah perkara yg menyandarkan pada hadist Rasulullah padahal sebenarnya tidak pernah datang dari beliau.
Mmohon maaf dan berbuat baik kepada Orang Tua, Pasangan & sesama muslim lainnya adalah perkara yang baik dan dianjurkan. Shg  perkara ini dpt  dilakukan kpn saja & disegerakan  tanpa perlu menunggu  Ramadhan.  Jika tetap ingin meminta maaf sbelum Ramadhan yg sbenarnya tdk pernah dilakukan Rasulullah & sahabat, mk janganlah mjadikan hadist diatas sandaran.

No comments:

Post a Comment