Wednesday, January 18, 2012

Bahaya Hadits Dhoif Populer

*Khalid Basalamah*

BAHAYA HADITS DHOIF YANG POPULER!

Beberapa hadits dhoif yg sy ambil dari e-mail teman jazahullahu khairan, tapi telah terlanjur populer sbg bahan renungan agar kita bisa kembali pada hadits2 shohih yg pasti benar shngga sunnah Nabi terjaga...
Cukuplah Hadits berikut menjadi peringatan bagi kita semuanya agar lebih berhati2 dalam membawakan hadits nabi.
Dari abu hurairah, Rasulullah shalallahu alaihi wassalam bersabda:
"Barang siapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja, maka hendaklah mempersiapkan tempat duduknya di neraka" (Hadits Mutawatir, Riwayat Bukhari, Muslim serta lainnya).

1. DOA Sebelum Makan.
" Allahuma baariklanaa fiimaa razaqtanaa, waqinaa adzaa ban-naar, Ya Allah berkahilah kami, dalam apa yang Engkau berikan rizki kepada kami, dan lindungilah kami dari adzab neraka" (HR Thabarani/888, HR Ibnu Sunni/457, HR Ibnu Adi(6/2212))
Derajat: Dhaif Jiddan (lemah sekali).
sisi cacatnya: Hisyam bin Ammar dan Ibnu Suami' yang diperbincangkan oleh para ulama, namun yang lebih parah: Ibnu Abi Zu'aiza'ah, seorang yang tertuduh berdusta dan haditsnya munkar.(lihat Takhrij Kitab Al Adzkar.

2. Surga di Bawah Telapak Kaki Ibu
"Surga itu berada di bawah telapak kaki Ibu" (HR Ibnu Adi(1/325).
Derajat: Palsu!
Sisi Cacatnya: Musa bin Muhammad bin 'Atho, dia seorang pendusta, sebagaimana dikatan Abu Hatim, Abu Zu'ah, Ibnu Hibban dan lainnya. (lihat al silsilah adh-dhoifah, syaikh Albani)

3. Shalat Tiang Agama.
"Sholat adalah tiang agama, barang siapa yang menegakannya, bearti dia telah menegakkan agama, namun barang siapa yang meninggalkannya, maka ia bearti menghancurkan agamanya" (HR Baihaqi)
Derajat: Lemah
Sisi Lemahnya: Hadits ini diriwayatkan oleh Baihaqi dengan sanad lemah dari Ikrimah, dari Umar secara Marfu'
imam Nawawi: Hadits ini Bathil.

‎​‎​4. Doa Berbuka Puasa
“Dari Ibnu Abbas, ia berkata : Adalah Nabi صلی الله عليه وسلم apabila berbuka (puasa) beliau mengucapkan : Allahumma Laka Shumna wa ala Rizqika Aftharna, Allahumma Taqabbal Minna Innaka Antas Samiul ‘Alim (artinya : Ya Allah ! untuk-Mu aku berpuasa dan atas rizkqi dari-Mu kami berbuka. Ya Allah ! Terimalah amal-amal kami, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Maha Mengetahui)”. [Riwayat : Daruqutni di kitab Sunannya, Ibnu Sunni di kitabnya 'Amal Yaum wa-Lailah No. 473. Thabrani di kitabnya Mu'jamulKabir]
Sanad hadits ini sangat Lemah/Dloif
Sisi Lemahnya:  Ada seorang rawi yang bernama : Abdul Malik bin Harun bin ‘Antarah.Dia ini rawi yang sangat lemah.
[1]. Kata Imam Ahmad bin Hambal : Abdul Malik Dlo’if
[2]. Kata Imam Yahya : Kadzdzab (pendusta)
[3]. Kata Imam Ibnu Hibban : Pemalsu hadits
[4]. Kata Imam Dzahabi : Dia dituduh pemalsu hadits
[5]. Kata Imam Abu Hatim : Matruk (orang yang ditinggalkan riwayatnya)
[6]. Kata Imam Sa’dy : Dajjal, pendusta.
Cukup Yang shahih dr hadits:
“Biasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam ketika berbuka puasa membaca doa :
ذهب الظمأ وابتلت العروق وثبت الأجر إن شاء الله
Dzahabaz zhamaa-u wabtalatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insyaa Allah
(‘Rasa haus telah hilang, kerongkongan telah basah, semoga pahala didapatkan. Insya Allah’)”
Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Daud (2357), Ad Daruquthni (2/401), dan dihasankan oleh Ibnu Hajar Al Asqalani di Hidayatur Ruwah, 2/232 juga oleh Al Albani di Shahih Sunan Abi Daud.

5. Tuntutlah Ilmu Sampai ke Negeri Cina
"Tuntutlah ilmu sekalipun ke negeri Cina"
Riwayat ini batil.
Ini diriwayatkan oleh Ibnu Adi II/207, Abu Naim dalam Akhbar Ashbahan II/206, Al-Khatib dalam At Tarikh IX/364 da  sebagainya, yang kesemuanya deng sanad dari Al-Hasan bin Athiyah, dari Abu Atikah Tharif bin Salman, dari Anas bin Malik radiallahu ‘anhu. Kemudian semuanya menambahkan lafazh “fainna thalabul ilmi faridatun ‘ala kulli muslimin.
‎​Ibnu Adi berkata: “Tambahan kata walaw bish Shin kami tidak mengenalinya kecuali hanya datang dari Al-Hasan bin Athiyah”. Begitu pula pernyataan Al-Khatib dalam kitab Tarikh seperti dikutip Ibnul Muhib dalam Al-Fawaid.
Sisi Lemah: Kelemahan riwayat ini terletak pada Abu Atikah yang telah disepakati muhaditsin sebagai perawi sanad yang sangat dhaif, bahkan oleh Imam Bukhari dinyatakan mungkar riwayatnya. Begitu pula jawaban Imam Ahmad bin Hanbal ketika ditanya tentang Abu Atikah ini.

6. Perselisihan Adalah Rahmat.
"Perselisihan umatku adalah rahmat."
Status Hadits: Hadits ini maudhu' (hadits palsu).
Para ulama hadits telah mencari sanad (mata rantai perawi) hadits ini ternyata tidak menemukan. Imam As-Subki berkata: Hadits ini tidak dikenal (sanadnya) oleh ulama hadits. Saya pribadi tidak menemukan hadits ini baik dengan sanad yang shahih, hasan atau dhaif. Dalam istilah ulama, apabila sebuah hadits tidak ada sanadnya, maka hadits itu disebut "laa ashla lahu" (tidak diketahui asalnya), sama dengan istilah "hadits palsu.

No comments:

Post a Comment