Wednesday, January 18, 2012

Meminta Ma'af

*Abu Ayaz*

Meminta Ma'af

Didalam masalah ini memang kerap terjadi simpang siur dalam memahami duduk persoalan, karena itu mari kita runut pointnya secara jelas agar tidak ada syubhat dan fitnah yang terlontar kemana-mana.
diantaranya :

1. Meminta maaf itu perkara yg ...indah dan baik dalam agama, tidak boleh ada yg mngatakan jelek. disebut baik adalah karena ia mempunyai dalil. perhatikan dalilnya.
من كانت له مظلمة لأخيه من عرضه أو شيء فليتحلله منه اليوم قبل أن لا يكون دينار ولا درهم إن كان له عمل صالح أخذ منه بقدر مظلمته وإن لم تكن له حسنات أخذ من سيئات صاحبه فحمل عليه
“Orang yang pernah menzhalimi saudaranya dalam hal apapun, maka hari ini ia wajib meminta perbuatannya tersebut dihalalkan oleh saudaranya, sebelum datang hari dimana tidak ada ada dinar dan dirham. Karena jika orang tersebut memiliki amal shalih, amalnya tersebut akan dikurangi untuk melunasi kezhalimannya. Namun jika ia tidak memiliki amal shalih, maka ditambahkan kepadanya dosa-dosa dari orang yang ia zhalimi” (HR. Bukhari no.2449)

2. Dari dalil tersebut, jelas pula bahwa permintaan maaf dilakukan terutama bila kita mengetahui ADA KEZALIMAN yang pernah kita perbuat. Akan tetapi para ulama juga membolehkan bila kita meminta maaf pada seorang yang kita kenal karena kuatir ada hal-hal yang membuat dia tersakiti tapi kita tidak menyadarinya. Ini berlaku hanya untuk orang yang kita kenal loh!. Sebab adalah perkara yang kurang waras meminta maaf kepada orang tidak kita kenal (sebagaimana tradisi diseputar Ramadhan).

3. Jadi jika meminta maaf karena ada alasan yang jelas, ini prkara yang ahsan. Lalu bagaimana jika ini diletakkan selalu sebelum maupun sesudah Ramadhan?. Nah! inipun tetap ada perinciannya.
3.1 Jika meminta maaf ini dilakukan berdasar hadist bo'ong2an yang bunyi lafazhnya seperti hadits PALSU diatas :
"Ketika Rasullullah sedang berkhutbah pada Shalat Jum’at (dalam bulan Sya’ban), beliau mengatakan Amin sampai tiga kali, dan para sahabat begitu mendengar Rasullullah mengatakan Amin, terkejut dan spontan mereka ikut mengatakan Amin. Tapi para sahabat bingung, kenapa Rasullullah berkata Amin sampai tiga kali. Ketika selesai shalat Jum’at, para sahabat bertanya kepada Rasullullah, kemudian beliau menjelaskan: “ketika aku sedang berkhutbah, datanglah Malaikat Jibril dan berbisik, hai Rasullullah Amin-kan do’a ku ini,” jawab Rasullullah.
Do’a Malaikat Jibril itu adalah:
“Ya Allah tolong abaikan puasa ummat Muhammad, apabila sebelum memasuki bulan Ramadhan dia tidak melakukan hal-hal yang berikut:
1) Tidak memohon maaf terlebih dahulu kepada kedua orang tuanya (jika masih ada);
2) Tidak bermaafan terlebih dahulu antara suami istri;
3) Tidak bermaafan terlebih dahulu dengan orang-orang sekitarnya.
maka inilah KESALAHAN FATAL yg dimaksud. Sebab, mendasarkan dan mempercayai suatu amal kepada hadist palsu akan menciptakan syari'at palsu.., lalu apa sebutan Nabi terhadap syariat palsu? Silahkan dijawab sendiri.
3.2 Jika meminta maaf karena memang kita baru tersadar akan kesalahan menjelang atau setelah Ramadhan, maka -meminta maaf- ini tidak mengapa. Bahkan bila kita baru menyadari dekatnya kematian, momennya kebetulan juga pas Ramadhan, maka tidak mngapa kita meminta maaf pada orang yang pernah kita zalimi.
3.3 Jika kita meminta maaf karena ikut-ikutan saja, dan bukan karena mau mengamalkan hadist maudhu diatas, maka ini menyelisihi prinsip para salaf dimana mereka tidak beramal dan berkata kecuali dengan ilmu. Padahal berilmu itu adalah sebelum berkata dan beramal.
3.4 Jika kita meminta maaf menjelang Ramadhan karena menganggap ini adat, maka ketahuilah; sesuatu yg mulanya bukan syariat –baik itu adat, ceremony, dsb- tapi jika diikatkan kepada suatu syariat (di-muqoyaad-kan) maka jadilah ia bagian dari syariat. Misal ucapan "shadaqallohul adziim" ketika selesai membaca Qur'an. Maka ini adalah kalimat yg haq, akan tetapi jika dianggap menjadi penutup tilawah yang disunnahkan, maka ini adalah tambahan yang tidak pernah dikenal oleh para salaf. (Itupun kalau dianggap adat, padahal perlu dibedakan antara adat dengan syariat, adat itu tidak ada didalamnya kepercayaan/keyakinan tentang pahala dan dosa, misal bentuk rumah adat, bentuk masakan adat dsb)
Nah! Jadi intinya dilihat dulu alasan yang melatar belakangi kita meminta maaf, dan yang benar, adalah kita meminta maaf bukan karena menjelang Ramadhan-nya, tapi karena memang kita berbuat salah.

Kesimpulannya; meminta maaf itu dilatar belakangi “kesalahan” bukan dilatar belakangi “waktu”. Inilah yg diajarkan syariat.
Tentunya dengan tulus ikhlas, tidak hanya sekedar basa-basi, seremonial atau gengsi saja. Marilah gunakan waktu hidup yang pendek ini dengan sebaik-baiknya.
Untuk lebih lengkapnya silahkan merujuk kepada kitab-kitab yang telah di terjemahkan ke bahasa Indonesia yg dimaksud diatas.
Demikian, semoga bermanfa'at. kurang lebihnya mohon ma'af.
Wallaahu a'lamu bish shawab.
http://www.abuayaz.co.cc/2010/05/menyoal-bermaaf-maafan-sms-serta-ziarah.html

No comments:

Post a Comment