Wednesday, January 18, 2012

Perlukah Minta Ma'af Masal Sebelum Ramadhan?

*Abu Ayaz*

PERLUKAH MEMINTA MAAF SECARA MASAL  KHUSUS SEBELUM RAMADHAN?

Mereka yang melestarikan tradisi ini beralasan dengan hadits yang terjemahannya sebagai berikut:
-------------------------
"Ketika Rasullullah sedang berkhutbah pada Shalat Jum’at (dalam bulan Sya’ban), beliau mengatakan Amin sampai tiga kali, dan para sahabat begitu mendengar Rasullullah mengatakan Amin, terkejut dan spontan mereka ikut mengatakan Amin. Tapi para sahabat bingung, kenapa Rasullullah berkata Amin sampai tiga kali. Ketika selesai shalat Jum’at, para sahabat bertanya kepada Rasullullah, kemudian beliau menjelaskan: “ketika aku sedang berkhutbah, datanglah Malaikat Jibril dan berbisik, hai Rasullullah Amin-kan do’a ku ini,” jawab Rasullullah.
Do’a Malaikat Jibril itu adalah:
“Ya Allah tolong abaikan puasa ummat Muhammad, apabila sebelum memasuki bulan Ramadhan dia tidak melakukan hal-hal yang berikut:
1) Tidak memohon maaf terlebih dahulu kepada kedua orang tuanya (jika masih ada);
2) Tidak bermaafan terlebih dahulu antara suami istri;
3) Tidak bermaafan terlebih dahulu dengan orang-orang sekitarnya."
--------------------------
Islam mengajarkan untuk meminta maaf langsung, jika berbuat kesalahan kepada orang lain.
Adapun meminta maaf tanpa sebab dan dilakukan kepada semua orang yang ditemui, atau lewat sms,  вв , status FB dan twitter, dll,  apalagi tdk kenal, MAKA ini tidak pernah diajarkan oleh Islam.
Jika ada yang berkata: “Manusia kan tempat khilaf, salah dan dosa, mungkin saja kita berbuat salah atau khilaf  kepada semua orang tanpa disadari”.
Yang dikatakan itu memang benar, namun apakah serta merta kita meminta maaf kepada semua orang yang kita temui? Atau broadcast status? dengan mengatakan: "mohon maaf apabila saya melakukan kesalahan yg tidak sengaja/khilaf atau tidak saya sadari kepadamu"
Mengapa Rasulullah Shalallohu alaihi wasalam dan para sahabat tidak pernah berbuat demikian? Padahal mereka adalah orang-orang yang paling takut akan dosa.
Karena, kesalahan yang tidak sengaja atau tidak disadari, tidak dihitung sebagai dosa di sisi Allah subhanawa ta'ala. Sebagaimana sabda Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasalam:
إن الله تجاوز لي عن أمتي الخطأ والنسيان وما استكرهوا عليه
“Sesungguhnya Allah telah MEMAAFKAN UMMATKU yang BERBUAT SALAH karena TIDAK SENGAJA (tidak disadari/khilaf), atau karena lupa, atau karena dipaksa”.
(Shahih. HR Ibnu Majah, 1675, Al Baihaqi, 7/356, Ibnu Hazm dalam Al Muhalla, 4/4)
KESIMPULANNYA, perbuatan meminta maaf kepada semua orang yang ditemui tanpa sebab bisa terjerumus pada Ghuluw (berlebihan) dalam ber-agama,  karena Allah sudah memaafkan ummatnya yang berdosa karena tidak sengaja atau lupa.
Subhanallah, begitu luarbiasanya kasih sayang Allah kepada kita...
Lalu kenapa kita tidak yakin dengan janji Allah sehingga kita harus bermaaf-maafan krn kesalahan kita yg tdk disengaja?
Allahul musta'an.

No comments:

Post a Comment