Wednesday, January 18, 2012

Ma'af Lahir Batin Iedul Fitri?

MAAF LAHIR BATHIN IEDUL FITRI?

Meminta maaf itu disyariatkan dalam Islam. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
من كانت له مظلمة لأخيه من عرضه أو شيء فليتحلله منه اليوم قبل أن لا يكون دينار ولا درهم إن كان له عمل صالح أخذ منه بقدر مظلمته وإن لم تكن له حسنات أخذ من سيئات صاحبه فحمل عليه
“Orang yang pernah menzhalimi saudaranya dalam hal apapun, maka hari ini ia wajib meminta perbuatannya tersebut dihalalkan oleh saudaranya, sebelum datang hari dimana tidak ada ada dinar dan dirham. Karena jika orang tersebut memiliki amal shalih, amalnya tersebut akan dikurangi untuk melunasi kezhalimannya. Namun jika ia tidak memiliki amal shalih, maka ditambahkan kepadanya dosa-dosa dari orang yang ia zhalimi” (HR. Bukhari no.2449)

Dari hadits ini jelas bahwa Islam mengajarkan untuk meminta maaf secara langsung, jika berbuat kesalahan kepada orang lain.
Adapun meminta maaf tanpa sebab dan dilakukan kepada semua orang yang ditemui, atau lewat sms,  вв , status FB, twitter, dll,  apalagi tdk kenal, MAKA ini tidak pernah diajarkan oleh Islam.
Jika ada yang berkata: “Manusia kan tempat khilaf, salah dan dosa, mungkin saja kita berbuat salah atau khilaf  kepada semua orang tanpa disadari”.
Yang dikatakan itu memang benar, namun apakah serta merta kita meminta maaf kepada semua orang yang kita temui? Atau broadcast status? dengan mengatakan: "mohon maaf apabila saya melakukan kesalahan yg tidak sengaja/khilaf atau tidak saya sadari kepadamu"

Mengapa Rasulullah Shalallohu alaihi wasalam dan para sahabat tidak pernah berbuat demikian? Padahal mereka adalah orang-orang yang paling takut dan khawatir akan dosa.
Karena, kesalahan yang tidak sengaja atau tidak disadari, tidak dihitung sebagai dosa di sisi Allah subhanawa ta'ala. Sebagaimana sabda Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasalam:
إن الله تجاوز لي عن أمتي الخطأ والنسيان وما استكرهوا عليه
“Sesungguhnya Allah telah MEMAAFKAN UMMATKU yang BERBUAT SALAH karena TIDAK SENGAJA (tidak disadari/khilaf), atau karena lupa, atau karena dipaksa”.
(Shahih. HR Ibnu Majah, 1675, Al Baihaqi, 7/356, Ibnu Hazm dalam Al Muhalla, 4/4)

KESIMPULANNYA, perbuatan meminta maaf kepada semua orang yang ditemui tanpa sebab bisa terjerumus pada Ghuluw (berlebihan) dalam ber-agama,  karena Allah sudah memaafkan ummatnya yang berdosa karena tidak sengaja atau lupa.
Subhanallah, begitu luarbiasanya kasih sayang Allah kepada kita...
Lalu kenapa kita tidak yakin dengan janji Allah sehingga kita harus bermaaf-maafan krn kesalahan kita yg tdk disengaja?
Allahul musta'an.

No comments:

Post a Comment