Masalah 221: HUKUM WANITA HAIDH DAN NIFAS MEMBACA AL-QURAN DENGAN MENYENTUH MUSHAF TANPA SARUNG TANGAN
Tanya:
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Krn ana prnh membaca sebuah artikel, blh membacanya tp tdk ad larangan utk menyentuhnya, mhn jwbannya Ustd
Jawab:
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
Akan tetapi pendapat yg nampak rojih (kuat n benar) adalah pndpt yg MEMBOLEHKAN wanita haidh n nifas utk membaca Al-Quran dengan menyentuh Mushaf.
Alasan mereka, bahwa dalil syar'I yg dijadikan landasan hukum oleh mereka yg melarangnya tidaklah kuat. Diantara dalil2 tsb ialah:
Firman Allah: (La yamassuhu illa al-Muthohharuun) artinya : "Al-Quran ini tidaklah disentuh kecuali oleh Al-Muthohharuun." Mereka menafsirkannya dengan "orang2 yg suci". Penafsiran ini keliru, krn yg dimaksud Al-Muthohharuun di sini adalah para malaikat yg suci dari dosa n maksiat. Bukan manusia yg suci.
Kemudian hadits yg dijadikan landasan hukum oleh pndpt para ulama yg melarangnya pula ialah: (La yamassu al-Qurana illa thohirun) artinya: "Tidak boleh menyentuh (mushaf) Al-Quran kecuali orang yg suci (dari hadats besar / kecil, pent)."
Akan tetapi derajat hadits ini DHO'IF (lemah). Sehingga dengan demikian, hadits ini tidak dapat dijadikan landasan hukum utk melarang wanita haidh n nifas membaca Al-Quran dengan menyentuh mushaf.
Kesimpulannya, wanita haidh n nifas BOLEH baca Al-Quran dengan menyentuh Mushaf. Krn tidak ada dalil syar'I dari ayat al-Quran maupun hadits shohih yg melarangnya.
Demikian jawaban yg dapat kami sampaikan. Smg bermanfaat. Wallahu a'lam bish-showab. Wabillahi at-taufiq.
No comments:
Post a Comment