*Abu Ayaz*
Sunnah di hari-hari ini memperbanyak takbir dan dzikir kepada اللّه :
Allahu akbar, Allahu akbar, laa ilaaha illallahu wallahu akbar, Allahu akbar wa lillaahil hamd.
Allahu akbar kabiiroo, Allahu akbar kabiiroo, Allahu akbar wa ajallu, Allahu akbar wa lillaahil hamd.
Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar wa lillaahil hamd, Allahu akbar wa ajallu, Allahu akbar 'alaa maa hadaanaa.
Fiqih takbiran seperti apa ya?
Berjamaah atau sendiri, termasuk habis sholat berjamaah?
Para ulama menyebutkan bahwa takbir dihari raya ada dua macam:
1. Takbir mutlak yaitu bertakbir di mana & kapan saja, di jalan, di
rumah, di pasar. Ibnu Umar pergi ke pasar lalu bertakbir &
orang-orang ikut bertakbir sehingga pasar bergemuruh dg takbir;
2. Takbir muqayyad yaitu bertakbir di belakang setiap shalat.
Dan yg sunnah bertakbir sendiri-sendiri, adapun takbir berjama'ah dg satu suara adalah bid'ah yg di ada-adakan!
Namun jika suara berpadu tanpa ada unsur kesengajaan maka tidak apa sebagaimana dikatakan oleh Lajnah Daa'imah.
Adapun tambahan "Allahu kabiira walhamdulillahi katsiraa. Laailaaha
illallahu wahdah.. dst" adalah lafadz yg bid'ah tiada asalnya & tak
pernah diuzapkan oleh salafush-shalih. Karena do'a & dzikir itu
bersifat tauqifiyyah.
Bertakbir di hari raya yg sunnah adalah dikeraskan karena ia adalah
syi'ar islam yg agung. Bertakbir di sela-sela khutbah tak disyari'atkan
karena haditsnya sangat lemah. Adapun melagukan takbir dg berlebihan tak
disyari'atkan.
Wallahu a'alm.
["50 Kesalahan Dalam Berhari Raya", Wahid 'Abdus Salam Baali, Penerbit Pustaka Ibnu Katsir]
Semoga bermanfaat.
No comments:
Post a Comment