*Abu Ayaz*
MAKNA MENYAMBUNG SILATURRAHIM
(Menyambung hubungan dg saudara atau kerabat)#
Nabi Shallallâhu 'Alaihi Wasallam bersabda :
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Barangsiapa yg beriman kpd Allah dan hari akhir, hendaklah dia menyambung silaturahim.”
Kebanyakan org melupakan hak ini dan meremehkannya. Kita lihat salah
satu di antara manusia tidak meyambung tali persaudaraannya, tidak dgn
harta ataupun kemampuannya, tidak juga dgn akhlaknya. Hari2 dan bulan2
berlalu namun ia tdk melihat kerabatnya dan tidak pula menjenguknya. Ia
tdk mengulurkan tali kasih kpd mereka dengan memberikan hadiah, dan
tidak pula meringankan kebutuhan mereka.
Bahkan ia berbuat jahat kepada mereka
dengan ucapan, perbuatan, atau kedua-duanya sekaligus. Dia berbuat baik
kepada orang yg jauh, namun memutus persaudaraan dengan kerabatnya
sendiri.
Sebagian orang menyambung kekerabatan apabila kerabatnya menyambungnya,
dan memutus kekerabatan jika kerabatnya memutusnya. Orang seperti ini
hakikatnya bukanlah orang yg menyambung tali persaudaraan..
Hal itu berarti hanya membalas kebaikan dengan perbuatan serupa.. dan
sebenarnya ini sudah kewajiban kita sebagai manusia entah kepada kerabat
dekat dan juga orang lain. Karena membalas suatu kebaikan dengan yg
serupa itu lumrah.. Dan biasa..
Definisi Orang yg menyambung persaudaraan dengan sebenarnya adalah orang
yg menyambung kerabatnya hanya karena Allah Ta'ala dan dia tidak
peduli apakah kerabat kita menyambung atau memutusnya.
Sebagaimana disebutkan dalam shahih Al Bukhari dari Abdullah Bin ‘Amr
Bin Al ‘Ash, sesungguhnya Nabi Shallallâhu 'Alaihi Wasallam bersabda:
لَيْسَ الْوَاصِلُ بِالْمُكَافِئِ وَلَكِنِ الْوَاصِلُ الَّذِي إِذَا قُطِعَتْ رَحِمُهُ وَصَلَهَا
“Orang yg menyambung persaudaran itu berbeda dengan orang yg sekedar
membalas perbuatan kerabatnya, akan tetapi orang yang menyambung adalah
jika dia diputus maka dia tetap menyambungnya.”
Dan seseorang pernah bertanya kepada Rasulullah Shallallâhu 'Alaihi Wasallam :
يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ لِي قَرَابَةً أَصِلُهُمْ وَيَقْطَعُونِي
وَأُحْسِنُ إِلَيْهِمْ وَيُسِيئُونَ إِلَيَّ وَأَحْلُمُ عَنْهُمْ
وَيَجْهَلُونَ عَلَيَّ فَقَالَ لَئِنْ كُنْتَ كَمَا قُلْتَ فَكَأَنَّمَا
تُسِفُّهُمُ الْمَلَّ وَلَا يَزَالُ مَعَكَ مِنَ اللَّهِ ظَهِيرٌ
عَلَيْهِمْ مَا دُمْتَ عَلَى ذَلِكَ
“Wahai Rasulullah aku mempunyai kerabat, aku menyambung mereka namun
mereka memutusku, aku berbuat baik kepada mereka namun mereka berbuat
jahat kepadaku, aku lemah lembut kepada mereka namun mereka berbuat
kasar kepadaku. Nabi bersabda: Jika keadaanmu seperti yg engkau katakan,
seakan-akan engkau menutupi mereka dgn rasa jenuh dan senantiasa akan
ada bersamamu penolong dari Allah selama engkau demikian.” (HR. Muslim).
Cukuplah faidah di dalam silaturahim bahwa Allah ta'ala akan menyambung
orang yg mau menyambung silaturahim di dunia dan akherat. Yaitu Allah
akan membentangkan rahmatNya kepadanya, akan memudahkan urusannya, dan
akan memberikan jalan keluar dari kesulitannya.
Dan dengan silaturahim, keluarga akan semakin dekat, saling mencintai
dan menyayangi, akan saling tolong menolong satu dgn yg lain dalam suka
dan duka, dan akan terjadi keserasian sebagaimana hal itu sudah kita
saksikan. Semua manfaat di atas akan sirna ketika terjadi pemutusan
hubungan kerabat dan saling menjauhi.
[Diambil dari kitab alhuquq da'at ilaihal fithroh Karya ibnu utsaimin rohimahullah].
Saudaraku.. Bukan hanya saat permulaan syawal saja kita menyambung silaturrohmi..
Allah ta'ala masih memiliki 11 bulan lainnya yg seharusnnya kita tetap menyambung silaturrohmi tersebut..
[Ust. Abu riyadl, BBG Al Ilmu, radio Rodja]
Semoga bermanfaat.
No comments:
Post a Comment